LAPORAN PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN CARA BERIMAJINASI PADA
SISWA
KELAS XI SMPN 1 POHJENTREK
DOSEN PEMBIMBING: SONY SUKMAWAN, M.Pd
OLEH
FATKHUR RIF’AN
NIM : 09188201180
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI PASURUAN
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2009-D
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT . Atas segala rahmat , kasih sayang dan hidanyah-nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalh ini tepat pada waktunya.
Penelitian ini berisikan
tentang iptek peradapan manusia, perkembangan ipteks dalam pembangunaan dan
lingkungan, hakikat makna sanis, teknologi, dan seni bagi manusia, dampak
penyalagunaan ipteks pada kehidupan, dan problematika pemanfaatan ipteks di indonesia .
Sebelumnya , ucapan terimakasih
penyusun sampaikan kepada:
1.
Drs. Lukman , M.Pd. selaku
kaprodi pendidikan bahasa dan sastra(PBSI).
2.
Drs.Sony Sukmwan , M.Pd selaku
dosen mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang telah memberi bimbingan dan
pengarahan terhadap penyusunan makalah ini.
3.
Orang tua dan temn-teman yang
telah mendorong untuk terselesainya makalah ini.
Akhirnya , semoga makalah ini
dapatbermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2.Rumusan Masalah
3.Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Pikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2 Popoulasi dan Sampel
3.3 Prosedur Penelitian
3.4 Indikator Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data
BAB 1V PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sastra dan Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra
berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan
macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita
gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia.
Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk
upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari
perasaan dan pemikirannya.
Secara morfologis, kesusastraan
dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan
-an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah,
kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari
segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Dalam konteks kesenian, kesusastraan
adalah salah satu bentuk atau cabang kesenian yang menggunakan media bahasa
sebagai alat pengungkapan gagasan dan perasaan senimannya. Sehingga sastra juga
disamakan dengan cabang seni lain seperti seni tari, seni lukis, seni musik,
dan sebagainya.
Ø
Pengertian
Sastra dari Segi Ilmu Sastra
a. Ilmu sastra adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai
segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.
Ilmu sastra sebagai salah satu aspek
kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut.
Teori sastra, yaitu cabang ilmu
sastra yang mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar sastra,
seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra.
Sejarah sastra, yaitu ilmu yang
mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru.
Kritik sastra, yaitu ilmu yang
mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap
karya sastra. Kritik sastra dikenal juga dengan nama telaah sastra.
Filologi, yaitu cabang ilmu sastra
yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, dan
semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra.
Keempat cabang ilmu tersebut tentunya
mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam rangka memahami sastra secara
keseluruhan.
b. Teori sastra adalah asas-asas dan
prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
c. Seni sastra adalah proses kreatif
menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen/novel,
atau drama.
Dalam pembelajaran ini siswa dapat
berimajinasi tentang pengalaman atau kejadian yang pernah diaalaminya dengan
cara melakukan yaitu menuliskan kejadian tersebut dalam bentuk puisi.dengan
demikian seorang siswa akan mempunyai pola berpikir yang yang kreatif dalam
karyanya dan dapat menumbuhkan para sastrawan muda untuk generasi selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi
masalah utama adlah kesulitan siswa kelas XI SMPN 1 POHJENm memahami materi
yang terkait dengan unsur-unsur puisi yaiti unsur-unsur intrinsik dan
unsur-unsur ekstrinsik. Yang meliputi unsur intriksik alur, tema, setting, gaya bahasa, tokoh,
penokohan,dan perwatakayang meliputi unsur ektrinsik yaitu penngrang sendiri
yang dibicarakan dalam puisi tersebut.
1.3 Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah kesulitan
siswa dalam memahami puisi , dapat kita lakukan dengan cara menggunakan media
pembelajaran audio visual yaitu mendengar dan melihat setelah itu siswa disuru
mencari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan denga maksud
untuk mengatasi kesulitan siswa sekaligus membantu siswa kelas XI SMPN 1
POHJENTREK dalam memahami karya sasrta. Secara khusus tujuan yang ingai dicapai
dari penelitia ini adlah untuk mengetahui:
1.
Pemahaman
siswa pada karya sastra setelah menyelesaikan proses pembelajaran.
2.
Interaksi
belajar siswa di dalam kelas selam kegiatan pembelajaran.
3.
Tanggapam
siswa terhadap karya sastra dalam pembelajaran bahasaindonesia.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
1.
Bagi
penulis, merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang profesianal.
2.
Bagi
siswa, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran bahasa indonesia .
3.
Bagi
guru bahasa indonesia khususnya dan guru lainnya, dapat memjadi bahan acuan
dalam menyusu rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran yang sesuai
BAB II
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
DENGAN CARA BERIMAJINASI
PADA SISWA KELAS XI SMPN 1 POHJENTREK
2.1 Kajian Teori
Ø
Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal
dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris,
padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem.
Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa
kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam
bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui
imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka
kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang
sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran
yang tersembunyi.
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan
definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris
sebagai berikut.
(1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah
kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang
setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris,
antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran
yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi
yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga
yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan
mempergunakan orkestra bunyi.
(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah
pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau
diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan
pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu
merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional
serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara
artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan
sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik
(pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
(5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman
detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa
yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan,
kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang
yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk
direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat
perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam
Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat
garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi,
imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata
kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.
Ø Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai
unsur-unsur puisi.
(1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur
puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling),
amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang
meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.
(2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi
terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan
struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.
(3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun
tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline
buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi,
imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi,
bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.
(4) Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya
unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan
unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur
batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.
(5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2)
imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk
(Badrun, 1989:6).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi,
(6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima.
Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah
menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat)
dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret,
ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Puisi sebagai struktur
Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan
(1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai berikut.
Ø Struktur Fisik Puisi
Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.
(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi
seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan
barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan
terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit
kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih
secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69)
menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu
penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis,
penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa
tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan
kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)
(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa
yang dialami penyair.
(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan
indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan
kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta,
kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan
tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito,
1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa
figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora,
simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
totem pro parte, hingga paradoks.
(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan
metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir
baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/
yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola
bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang,
sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo,
187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan
puisi.
Ø
Struktur Batin
Adapun struktur
batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.
(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa.
Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna,
baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap
pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa
erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya
latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap
pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat
menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca
untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun
tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut
bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam
puisinya.
Ø Pengertian Imajinasi
Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi
sebagai proses membangun kembali persepsi dari
suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan
istilah ini bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog
lebih menyebut proses ini sebagai "menggambarkan" atau
"gambaran" atau sebagai suatu reproduksi yang bertentangan dengan
imajinasi "produktif" atau "konstruktif".
Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh "mata pikiran". Suatu
hipotesis untuk evolusi imajinasi manusia ialah bahwa hal itu memperbolehkan
setiap makhluk yang sadar untuk memecahkan masalah (dan oleh karena itu
meningkatkan fitnes) perseorangan
oleh penggunaan simulasi
jiwa.
Ø Imajinasi dan Kenyataan
Kita seringkali salah persepsi dalam memahami makna imajinasi. Dalam
kenyataannya, imajinasi adalah sebuah kerja akal dalam mengembangkan suatu
pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, dengar, dan rasakan.
Dengan imajinasi, manusia mengembangkan sesuatu dari kesederhanaan menjadi
lebih bernilai dalam pikiran. Ia dapat mengembangkan sesuatu dari Ciptaan Tuhan
dalam pikirannya. Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu hal yang lebih
bernilai dalam bentuk benda, atau sekedar pikiran yang terlintas dalam benak.
Alfan Arrasuli .(2001)
Ø Imajinasi Puisi
·
Imajinasi
puisi adalah ide atau kekuatan pikiran yang menghasilkan sebuah gambaran yang
tersusun dalam kata-katayag indah dan bermusikal.
·
Imajinsi
puisi adalah ggagasn yang timbul dari pikiran seseorang yang menghasilkan
sebuah karya yang baru yang dapat dinikati oleh para sastrawan mudah.
·
Imajinasi
puisi adalah hasil karya sastra yang terbentuk dari ide-ide serta pemikiran
yang tidak sadar pada diri pengarang.
2.2 hasil Penelitian yang Relevan
dalam melakukan penelitian kita perlu dengan media pembelajaran atau
disebut alat peraga. Bebrap alasan perlunya alat peraga dibuat adalah: membantu
dalam pembelajran puisi sehingaa penyampaikan konsep lebih bermakna dan sejalan
tuntutan kurikulum , yaitu menngkaytkan motivasi dan pemahaman siswa dan
menyadarkan adanya keterkaitan konsep denga kehiduan sehari-hari.
Menurut Robbins (1996 : 1998), motivasi adalah kesediaan untuk melakukan
upanya yang kuat ke tujuan organisasi yang dikondisikan untuk memenuhi kebutuha
individu. Sedangkan Sweeney dan Mc Farlan (2002:85), menyatakan bahwa motivasi
adlah proses yang mengunakan pemicu untuk meningkatkan usaha pekerja sesuai alur
perilaku untuk mencapai tujuan.
Pendapat para ahli tentang motivasi seperti tersebut di atas merupakan
dasar bagi seseorang, termasuk siswa untuk mau dan senang melakukan dan
mempelajari sesuatu sehingga penggunaan dan pemlihan media pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan konsep yang akan dibelajarkan diharapkan
dapatmeningkatkan motivasi siswa dalam belajar yang pada akhirnya akqn
berpengaruh pula terhadap pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
2.3 Kerangka Pikir
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal
dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris,
padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem.
Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa
kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam
bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui
imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka
kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang
sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran
yang tersembunyi.
Guru sebagai fasilitator dan motivator
berperanmenyediakan layanan informasi yang memadai tentang materi pelajaran
yang diajarkannya. Keaktifan siswa dalamk belajar adalah hal yang penting
sehingga dalam pembelajaran pusi disediakan ruang yang cukup bagi siswa untuk
berdiskusi dengan temannya seperti dalam menyelesaikan beberapa latihan sol
yang berfungsi untuk penguatan konsep yang dibelajarkan.
BAB
III
Metodologi Penelitian
3.1 waktu dan tempat penelitian
1. waktu penelitian
Penelitian dilakukan minggu ketiga bulan
Februari hinga minggu ke dua
bulan April 20212.
2. Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di SMPN 1 POHENTREK Jalan Susukan rejo No. 46 Kota
Pasuruan.
3.2 Populasi dan Sampel
Sebagai populasi sekalgus sampel penelitian adalah siswa kelas XI SMPN 1
POHJENTREK dengan jumlah total 39 orang
terdiri atas 15 orang siswa laki-laki
dan 24 orang siswa perempuan.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian berupa penelitian tindakan kelas (PTK) direncanaka sejak minggu
ketiga Februari 2021, akan tetapi pelaksanaan tindakan kbaru dapat dilaksanakan
pada bulan April 212, siklus ke-1 pelaksanaan pada tanggal 24 April 2012, dan
sklus ke-2 pada tanngal 30 April 2012.
Tahapan pnelitian dijelaskan sebagai berikut:
1.Refleksi Awal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kesulitan sswa dalam memahami puisi.
2.Perncanaan Tindakan
Masala yang ditemukan akan diatasai denga melakukan langkah-langkah
perencanaan tindakan yaitu yaitu menyusu instrumen penelitian berupa: rencana
program pembelajaran (RPP), lembar kegatan siswa(LKS), soal tes, lembar
observasi.
3.Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan progranm pembelajaran
, pengambilan atau pengumpulan, data hasil angket,
4.Observasi, Refleksi, dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisisnya untuk
kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini.
3.4 Indikator Keberhasilan
Bersumber pada hasil yang diperoleh dari pre tes dan post tes yang
mencerminkan pemahaman siswa pada konsep yang dibelajarkan diharapkan adanya
peningkatan pemahaman sesuai nilai yng diperole masing-masing siswa 75 % dari
jumlah siswa mencapai nilai hasil belajar tuntas (KKM = 70).
minimal 75 % dari jumlah siswa termotivasi belajar puisi dengan cara berimajnasi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitia dikumpuljan da disusun melalui teknik pengmpulan data
meliputi: sumber data, jenis data, dan instrumen yang digunakan. Teknik
pengumpulan data peneitiaan dpa dilihat pada tabel 1 berikut ini.
NO
1
2
3
4
|
SUMBER DATA
Siswa
Guru
Guru dan siswa
Siswa
|
JENIS DATA
Jumlah siswa yang dapat menjawab benar soal pre test dan
post tes
Langkah –langkah pembelajaran
Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung
Respon siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan
|
TEKNIK PENGUMPULAN
Melaksanakan tes tulis
Observasi dan rekaman video
Observasi
Penyebaran kuesioner
|
INSTRUMEN
Soal tes
Pedoman Observasi
Pedoman Observasi
Anket /kuesioner tanggapan siswa
|
BAB IV
KESIMPULAN
4.1Kesimpulan
Penelitian ini
bertujuan untuk membantu seoroang guru dalam kegiatan belajar mengajar(KBM)
yaitu sebagai rincian berikut:
1.
Bagi
penulis, merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang profesianal.
2.
Bagi
siswa, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran bahasa indonesia .
3.
Bagi
guru bahasa indonesia khususnya dan guru lainnya, dapat memjadi bahan acuan
dalam menyusu rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran yang sesuai.
4.2 Saran
Penulis mohon maaf apabila terdapat ketidaksempurnaan dalam penyusunan penelitian
ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penyusunan penelitian berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2005). Panduan Penyusunan Usulan dan Laporan
Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Depdiknas : Dirjen Dikti.
Herawati Susilo, Husnul Chotomah,
dan Yyuyun D.S.(2008). Penelitian
Tindakan Kelas sebagai sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru.
Malang : Banyu
Media Publishing.
0 komentar:
Posting Komentar