MAKALAH
ANAKES
DAN PROBLEMATIKA
BAHASA
INDONESIA DALAM SURAT KABAR SURYA
JUMAT, 30 DESEMBER 2011
DOSEN PEMBIMBING
Drs.ARIF SUSANTO,S.S
DISUSUN OLEH:
FATKHUR RIF'AN
(09188201180)
PBSI 2009-D
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
PGRI PASURUAN
TAPEL 2011-2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya .
Ucapan
terimakasih tak lupa penulis
persembahkan kepada :
1.
Drs.ARIF
SUSANTO,S.S selaku pembimbing mata kuliah Anakes dan Problematika Bahasa Indonesia yang senantiasa memberikan saran serta dorongan
untuk terselesaikannya makalah ini dengan baik.
2.
Orang
tua kami yang telah membantu serta mendukung terselesaikannya makalah ini.
3.
Teman-teman mahasiswa yang turut serta menyelesaikan makalah ini.
Penulis
mohon maaf apabila terdapat ketidaksempurnaan dalam penyusunan makalah ini.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.Semoga makalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan pembaca tentang Mata kuliah Anakes dan Problematika Bahasa
Indonesia
Penulis
PEMBAHASAN
DESKRIPSI
DATA
Kesalahan
Kalimat pada paragra kedua.
1.
Mereka gagal bertemu Bupati KH Busro A Karim.
2.
Mereka hanya disambut asisten
Administrasi, M Jakfar.
Kesalahan
Kalimat pada paragraf ketujuh
·
Wakil Ketua DPRD Moh Hanif menyatakan akan menyampaikan
tuntunan para kontraktor ini kepada pihak eksekutif.
Keterangan
:
Pada
penulisan gelar harus menggunakan tanda titik (.), pada kalimat tersebut ada
kesalahan berbahasa pada nama gelar yaitu KH
Busro A Karim, M Jakfar, dan Moh Hanif. Seharusnya yang benar adalah KH.Busro A Karim, M.Jakfar, dan Moh.Hanif.
Selain itu tanda titik (.) dipakai pada akhir kalimat berita misal, sekitar 200
kontraktor dan para pekerjanya unjuk rasa ke kantor Pemkab DPRD Sumenep, kamis
(25/5).
Kesalahan
Kalimat pada paragraf ketiga
·
Sekjen FIFA, Jerome Valcke
bahkan berani menegaskan bahwa Brasil sepertinya tidak akan siap menggelar PD
2014, dan FIFA mulai waswas bahwa semua persyaratan fisik di negara itu tidak
akan terpenuhi sesuai jadwal.
Keterangan
:
Kata
“waswas” seharusnya dipisah karena untuk menegaskan adanya aposisi atau
keterangan lain sehingga kalimat lebih jelas dan membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberikan penjelasan diluar bangun kalimat serta dipakai di
antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan ; atau di antara
nama kota. Jadi kata waswas yang benar adalah “was-was”.
Kesalahan
Kalimat pada paragraf keempat
·
Surabaya ditunjuk sebagai tuan
rumah turnamen segi empat bertajuk Battle of
The Fantastic.
·
Empat tim akan berpartisipasi
dalam turnamen ini, selain Persebaya
Malang, Persibo Bojonegoro dan Bali Devata.
·
Terutama pemain asing, baru
pulang ke klub masing-masing
rata-rata pada 15-16 Juli.
Keterangan
:
·
Pada kalimat pertama
kesalahannya terletak pada kata segi
empat, seharusnya digabung menjadi segiempat karena untuk memperjelas makna atau arti.
·
Pada kalimat kedua kesalahan
terletak pada kata dan. Seharusnya di
depan kata dan memakai tanda koma (,). Karena tanda koma (,)
dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Jadi
kalimat yang benar adalah Empat tim akan berpartisipasi dalam turnamen ini, selain Persebaya Malang, Persibo Bojonegoro,
dan Bali Devata.
·
Pada kalimat ketiga kata klub yang benar adalah club, karena klub tidak baku. Kata baku adalah penulisan kata yang
mengikuti kaidah yang telah ditentukan/dilazimkan.
Kesalahan Kalimat pada
paragraf kedelapan
·
Sementara unggulan pertama
tunggal putra asal malaysia Lee Choung We mengaku siap mengukir sejarah dengan
menjuaria tiga kali berturut-turut Indonesia terbuka superseries premier 2011.
Keterangan :
Kata superseries seharusnya dipisah, jadi yang benar adalah super series. Jika superseries maka tidak baku maka dengan demikian akan mengalami
kesalahan umum dalam berbahasa yang sering dilakukan oleh masyarakat pemakai
bahasa.
kata ganti orang
Penghayatanmu atas sajak yang telah dihafalkan itu hilang.
-> Dengan melihat kata penghayatanmu, tentunya kalimat tersebut ditunjukkan kepada orang kedua atau lawan berbicara. Karena itu kata kerja berikutnya, mestinya bukan dihafalkan, melainkan kauhafalkan.
-> Dengan melihat kata penghayatanmu, tentunya kalimat tersebut ditunjukkan kepada orang kedua atau lawan berbicara. Karena itu kata kerja berikutnya, mestinya bukan dihafalkan, melainkan kauhafalkan.
-> Jadi, seharusnya kalimat tersebut diubah: penghayatanmu atas
sajak yang telah kauhafalkan itu akan hilang.
-> Jika pelakunya orang ketiga, harus dikatakan: penghayatan atas sajak
yang telah dihafalkan itu akan hilang.
Sebelum dan sesudahnya, saya sampaikan terima kasih.
-> Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya, sebelum dan sesudah apa?
-> Yang betul mestinya: terlebih dulu saya sampaikan terima kasih.
-> Atau: sebelumnya aya sampaikan terima kasih.
-> Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya, sebelum dan sesudah apa?
-> Yang betul mestinya: terlebih dulu saya sampaikan terima kasih.
-> Atau: sebelumnya aya sampaikan terima kasih.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.
-> Menurut maksudnya, kalimat tersebut ditujukan kepada seseorang yang kita ajak berbicara.
-> Karena itu yang betul mestinya: Atas perhatiaan Saudara, saya ucapkan terima kasih.
-> Menurut maksudnya, kalimat tersebut ditujukan kepada seseorang yang kita ajak berbicara.
-> Karena itu yang betul mestinya: Atas perhatiaan Saudara, saya ucapkan terima kasih.
Untuk menyingkat waktu, marilah kita mulai acara ini.
->Waktu tidak dapat dipersingkat; karena itu kalimat tersebut salah. Yang betul:
Untuk menghemat waktu, marilah kita mulai acara ini.
->Waktu tidak dapat dipersingkat; karena itu kalimat tersebut salah. Yang betul:
Untuk menghemat waktu, marilah kita mulai acara ini.
penghormatan
Atas kerawuhan Bapak-bapak, saya haturkan terima kasih.
-> Maksud pembuat kalimat tersebut untuk menghormat lawan bicara. Tetapi tidak disadarinya, bahwa kalimat yang dibuatnya tersebut bukanlah kalimat bahasa Indonesia. Salah satu sifat bahasa Indonesia ialah demokratis; karenanya tidak dikenal kata-kata khusus untuk golongan-golongan tertentu seperti bahasa Jawa. Sudah cukup hormat dan betul, jika dikatakan: atas kedatangan Bapak-bapak, saya ucapkan terima kasih.
Beberapa kata hormat dari bahasa Jawa yang sering dipakai orang antara lain: kondur, dahar, jumeneng, tindak, dan tapak asma. Kata-kata tersebut sehsarusnya kita ganti:pulang, makan, berdiri, pergi, dan tanda tangan.
-> Maksud pembuat kalimat tersebut untuk menghormat lawan bicara. Tetapi tidak disadarinya, bahwa kalimat yang dibuatnya tersebut bukanlah kalimat bahasa Indonesia. Salah satu sifat bahasa Indonesia ialah demokratis; karenanya tidak dikenal kata-kata khusus untuk golongan-golongan tertentu seperti bahasa Jawa. Sudah cukup hormat dan betul, jika dikatakan: atas kedatangan Bapak-bapak, saya ucapkan terima kasih.
Beberapa kata hormat dari bahasa Jawa yang sering dipakai orang antara lain: kondur, dahar, jumeneng, tindak, dan tapak asma. Kata-kata tersebut sehsarusnya kita ganti:pulang, makan, berdiri, pergi, dan tanda tangan.
dan lain sebagainnya
Kami menerima pesan mencetakan kartu nama, surat undangan, ijazah dan lain
sebagainnya.
-> Kata dan lain sebagainnya merupkan bentuk rancu dari kata dan sebagainnya, dan lain-lain. Karena itu dalam sebuah kalimat cukup dipakai satu saja.
-> Kata dan lain sebagainnya merupkan bentuk rancu dari kata dan sebagainnya, dan lain-lain. Karena itu dalam sebuah kalimat cukup dipakai satu saja.
bentuk jamak
Tidak sedikit orang-orang yang tidak dapat memahami puisi.
-> Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, di belakang kata yang sudah menunjuk pengertian jamak atau banyak, tidak boleh diikuti bentuk jamak. Karena itu mestinya kalimat tersebut cukup dikatakan: tidak sedikit orang yang dapat memahami puisi.
Bentuk sejenis dengan bentuk di atas.
-para hadirin ....
-hadirin sekalian ....
-daftar para mahasiswa ....
-rombongan para olahragawan ....
-dewan gereja-gereja ....
-jawatan gedung-gedung negara
-kumpulan barang-barang bekas ....
-kaum politisi ....
Kata-kata: para, hadirin, sekalian, daftar, rombongan, dewan, jawatan, kumpulan, kaum, dan politisi sudah mengandung atau menunjuk pengertian jamak. Karena itu tidak boleh dipakai bersama-sama, atau digunakan dengan bentuk perulangan.
-> Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, di belakang kata yang sudah menunjuk pengertian jamak atau banyak, tidak boleh diikuti bentuk jamak. Karena itu mestinya kalimat tersebut cukup dikatakan: tidak sedikit orang yang dapat memahami puisi.
Bentuk sejenis dengan bentuk di atas.
-para hadirin ....
-hadirin sekalian ....
-daftar para mahasiswa ....
-rombongan para olahragawan ....
-dewan gereja-gereja ....
-jawatan gedung-gedung negara
-kumpulan barang-barang bekas ....
-kaum politisi ....
Kata-kata: para, hadirin, sekalian, daftar, rombongan, dewan, jawatan, kumpulan, kaum, dan politisi sudah mengandung atau menunjuk pengertian jamak. Karena itu tidak boleh dipakai bersama-sama, atau digunakan dengan bentuk perulangan.
saling
Sebagai sesama manusia, kita wajib saling tolong-menolong.
-> Kata saling sudah menunjuk pengertian dilakulkan oleh dua belah pihak; sama benar dengan bentuk tolong-menolong. Maka yang betul: sebagai sesama manusia, kita wajib saling menolong; atau: sebagai sesama manusia, kita wajib tolong menolong. Bentuk yang sejenis dengan bentuk tersebut.
Saling kejar-mengejar seharusnya: saling mengejar, kejar mengejar atau berkejar-kejaran.
Saling pegang-memegang seharusnya: saling memegang, pegang-memegang atau berpegang-pegangan.
Bentuk seperti di atas, termasuk gejala pleonasme.
-> Kata saling sudah menunjuk pengertian dilakulkan oleh dua belah pihak; sama benar dengan bentuk tolong-menolong. Maka yang betul: sebagai sesama manusia, kita wajib saling menolong; atau: sebagai sesama manusia, kita wajib tolong menolong. Bentuk yang sejenis dengan bentuk tersebut.
Saling kejar-mengejar seharusnya: saling mengejar, kejar mengejar atau berkejar-kejaran.
Saling pegang-memegang seharusnya: saling memegang, pegang-memegang atau berpegang-pegangan.
Bentuk seperti di atas, termasuk gejala pleonasme.
untuk sementara
Untuk sementara waktu ia tinggal bersama saya.
-> Kata sementara sudah menunjukkan pengertian waktu. Arti kata sementara ialah untuk beberapa waktu. Karena itu di belakang kata sementara tidak perlu dibubuhi kata waktu. -> Dengan demikian cukup dikatakan: Untuk sementar` ia tinggal bersama saya.
-> Kata sementara sudah menunjukkan pengertian waktu. Arti kata sementara ialah untuk beberapa waktu. Karena itu di belakang kata sementara tidak perlu dibubuhi kata waktu. -> Dengan demikian cukup dikatakan: Untuk sementar` ia tinggal bersama saya.
selain daripada
Selain daripada itu saya kabarkan pula ....
-> Kalimat tersebut merupakan bentuk rancu dari kalimat.
Lain daripada itu .... dan selain itu ....
-> Jadi, untuk menggantikan kalimat di atas dapat dipilih salah satu dari kedua bentuk tersebut.
-> Kalimat tersebut merupakan bentuk rancu dari kalimat.
Lain daripada itu .... dan selain itu ....
-> Jadi, untuk menggantikan kalimat di atas dapat dipilih salah satu dari kedua bentuk tersebut.
bersama ini
Bersama ini saya beritahukan, bahwa ....
-> Bentuk seperti ini sering sekali dipakai orang. Kata bersama mengandung pengertian ada yang membarengi.
Misalnya: Bersama ini saya kirimkan uang Rp.5000,00
Maksud kalimat di atas, disamping surat pada waktu itu dikirimkan uang juga.
Untuk maksud seperti tersebut pada kalimat di atas, seharusnya kita katakan: Dengan ini saya beritahukan ....
-> Bentuk seperti ini sering sekali dipakai orang. Kata bersama mengandung pengertian ada yang membarengi.
Misalnya: Bersama ini saya kirimkan uang Rp.5000,00
Maksud kalimat di atas, disamping surat pada waktu itu dikirimkan uang juga.
Untuk maksud seperti tersebut pada kalimat di atas, seharusnya kita katakan: Dengan ini saya beritahukan ....
berhubung
Berhubung pergi ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.
-> Kata berhubung seharusnya diikuti oleh kata depan dengan.
-> Jadi, kalimat itu seharusnya kita ubah demikian. Berhubung dengan kepergiannya ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.
-> Kata berhubung seharusnya diikuti oleh kata depan dengan.
-> Jadi, kalimat itu seharusnya kita ubah demikian. Berhubung dengan kepergiannya ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.
semua - seluruh - segala
Semua bangsa Indonesia harus mengamalkan Pancasila.
-> Kata semua menunjuk perngertian jamak yang terdiri atas barang-barang atau benda yang sama. Karena itu, penggunaan kata semua pada kalimat tersebut tidak tepat. Yang tepat untuk maksud seperti tertera pada kalimat itu ialah kata seluruh/segenap.
-> Jadi, kalimat tersebut harus kita katakan begini: Seluruh (segenap) bangsa Indonesia harus mengamalkan Pancasila.
Contoh penggunaan semua:
1) Semua rumah di desa itu dikapur
2) Semua buku itu pernah saya baca
Contoh penggunaan seluruh:
1) Peristiwa itu diperingati oleh seluruh bangsa indonesia
2) Seluruh pengunjung pasar malam itu merasa puas.
Contoh penggunaan segala:
1) Maafkanlah segala kesalahan saya
2) Segala macam barang ada di toko itu.
-> Kata semua menunjuk perngertian jamak yang terdiri atas barang-barang atau benda yang sama. Karena itu, penggunaan kata semua pada kalimat tersebut tidak tepat. Yang tepat untuk maksud seperti tertera pada kalimat itu ialah kata seluruh/segenap.
-> Jadi, kalimat tersebut harus kita katakan begini: Seluruh (segenap) bangsa Indonesia harus mengamalkan Pancasila.
Contoh penggunaan semua:
1) Semua rumah di desa itu dikapur
2) Semua buku itu pernah saya baca
Contoh penggunaan seluruh:
1) Peristiwa itu diperingati oleh seluruh bangsa indonesia
2) Seluruh pengunjung pasar malam itu merasa puas.
Contoh penggunaan segala:
1) Maafkanlah segala kesalahan saya
2) Segala macam barang ada di toko itu.
waktu dan tempat saya persilakan
Waktu dan tempat saya persilakan.
->Kalimat ini sering sekali dipakai orang, padahal kalimat tersebut salah. Siapa yang biasannya dipersilakan? Jawabannya tentu saja bukan waktu dan tempat, melainkan orangnya. Karena itu, mestinya kalimat tersebut kita ubah:
-> Bapak atau Saudara............saya persilakan.(isilah titik-titik terwsebut dengan nama orang atau pejabat yang akan memberi sambutan)
->Kalimat ini sering sekali dipakai orang, padahal kalimat tersebut salah. Siapa yang biasannya dipersilakan? Jawabannya tentu saja bukan waktu dan tempat, melainkan orangnya. Karena itu, mestinya kalimat tersebut kita ubah:
-> Bapak atau Saudara............saya persilakan.(isilah titik-titik terwsebut dengan nama orang atau pejabat yang akan memberi sambutan)
ditujukan untuk
Lagu ini ditujukan untuk seseorang di Jalan Nangka.
-> Yang tepat ditujukan kepada, bukan ditujukan untuk.
-> Yang tepat ditujukan kepada, bukan ditujukan untuk.
datang ke
Harap segera datang ke semarang.
-> Kata depan yang paling dekat mengikuti kata datang ialah di. Apabila kita ingin menggunakan ke, kata datang tidak usah kita pakai.
-> Jadi cukup kita katakan: Harap segera ke Semarang.
-> Kata depan yang paling dekat mengikuti kata datang ialah di. Apabila kita ingin menggunakan ke, kata datang tidak usah kita pakai.
-> Jadi cukup kita katakan: Harap segera ke Semarang.
dari - oleh
Berita duka ini dikirim dari Saudara Darwis, Jalan Bima 5 Semarang
-> Kata depan yang seharusnya mengikuti kata dikirimkan mestinya bukan dari, melainkan oleh.
-> Jadi mestinya kalimat tersebut berbunyi demikian:
Berita duka ini dikirimkan oleh Saudara Darwis.... atau dapat juga dikatakan demikian:
Berita duka ini dari Saudara Darwis ....
-> Kata depan yang seharusnya mengikuti kata dikirimkan mestinya bukan dari, melainkan oleh.
-> Jadi mestinya kalimat tersebut berbunyi demikian:
Berita duka ini dikirimkan oleh Saudara Darwis.... atau dapat juga dikatakan demikian:
Berita duka ini dari Saudara Darwis ....
menunggu - menanti
Sementara dia berpakainan, saya menunggunya di luar.
-> Pemakaian kata menunggu pada kalimat di atas tidak tepat. Kata menunggu, barulah tepat digunakan apabila yang ditunggu ada di dekat orang yang ditunggu.
-> Misalnya: Sudah dua hari ini ia menunggu ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit.
-> Untuk kalimat di atas, yang tepat harus digunakan kata menanti. Jadi, seharusnya kalimat di atas diubah menjadi: Sementara dia berpakaian, saya menanti di luar.
-> Pemakaian kata menunggu pada kalimat di atas tidak tepat. Kata menunggu, barulah tepat digunakan apabila yang ditunggu ada di dekat orang yang ditunggu.
-> Misalnya: Sudah dua hari ini ia menunggu ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit.
-> Untuk kalimat di atas, yang tepat harus digunakan kata menanti. Jadi, seharusnya kalimat di atas diubah menjadi: Sementara dia berpakaian, saya menanti di luar.
pelopor
Salah seorang yang mempelopori berdirtinya koperasi di desa ini ialah bapak
saya.
-> Yang betul memelopori. Kata tersebut berasal dari kata dasar pelopor. Karena awalan me yang melekat padanya, maka bunyi p-nya luluh; dan menjadi memelopori.
-> Yang betul memelopori. Kata tersebut berasal dari kata dasar pelopor. Karena awalan me yang melekat padanya, maka bunyi p-nya luluh; dan menjadi memelopori.
ubah
Hanya usaha kita sendirilah yang dapat merubah nasib kita.
-> Kata merubah barasal dari kata ubah. Karena awalan yang melekat pada kata tersebutme-, maka bentuk yang betul tentulah mengubah. Jika awalan di- yang melekat akan menjadi diubah. Bentuk perubahan betul, sebab yang melekat pada kata tersebut awalan per- dan akhiran -an. Juga bentuk berubah, sebab yang melekat pada kata tersebut awalan ber-.
-> Kata merubah barasal dari kata ubah. Karena awalan yang melekat pada kata tersebutme-, maka bentuk yang betul tentulah mengubah. Jika awalan di- yang melekat akan menjadi diubah. Bentuk perubahan betul, sebab yang melekat pada kata tersebut awalan per- dan akhiran -an. Juga bentuk berubah, sebab yang melekat pada kata tersebut awalan ber-.
unsur kombinasi
Bahasa Melayulah yang paling banyak digunakan sebagai bahasa pengantar atau
behasa perhubungan antar pulau pada waktu itu.
-> Menurtu EyD, semua kata yang salah satu unsurnya hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata tersebut harus dituliskan serangkai: jadi antarpulau.
-> Contoh lain: amoral, purnawirawan, asusila, saptamarga, antikomunis, ultramodern, inkonvensional, nonkoperasi, multirateral, ekstrakulikuler, tunanetra, kontrarevolusi
-> Menurtu EyD, semua kata yang salah satu unsurnya hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata tersebut harus dituliskan serangkai: jadi antarpulau.
-> Contoh lain: amoral, purnawirawan, asusila, saptamarga, antikomunis, ultramodern, inkonvensional, nonkoperasi, multirateral, ekstrakulikuler, tunanetra, kontrarevolusi
kata gabung
Ragam jurnalistik ini banyak digunakan dalam persurat kabaran.
-> Kesalahan kalimat tersebut terletak pada penulisan kata persurat kabaran. Memang betul, kata gabung seperti surat kabar, tanggung jawab dan sebagainnya dituliskan terpisah. Tetapi apabila kata-kata tersebut mendapat awalan dan akhiran, harus dituliskan serangkai. Jadi penulisan yang betul: persuratkabaran, pertanggungjawaban.
Contoh lain:
memberi tahu -> pemberitahuan
ambil alih -> pengambilalihan
gotong royong -> kegotongroyongasn
tidak adil -> ketidakadilan
salah guna -> disalahgunakan
jungkir balik -> dijungkirbalikkan
-> Kesalahan kalimat tersebut terletak pada penulisan kata persurat kabaran. Memang betul, kata gabung seperti surat kabar, tanggung jawab dan sebagainnya dituliskan terpisah. Tetapi apabila kata-kata tersebut mendapat awalan dan akhiran, harus dituliskan serangkai. Jadi penulisan yang betul: persuratkabaran, pertanggungjawaban.
Contoh lain:
memberi tahu -> pemberitahuan
ambil alih -> pengambilalihan
gotong royong -> kegotongroyongasn
tidak adil -> ketidakadilan
salah guna -> disalahgunakan
jungkir balik -> dijungkirbalikkan
dipersilahkan
Para tamu dipersilahkan masuk.
-> Kesalahan kalimat tersebut pada penulisan kata dipersilahkan. Kata tersebut seharusnya dituliskan tanpa h: dipersilakan.
-> Kesalahan kalimat tersebut pada penulisan kata dipersilahkan. Kata tersebut seharusnya dituliskan tanpa h: dipersilakan.
pun
Lafalnyapun sering menyimpang dari lafal yang umum.
-> Seperti halnya kalimat di atas kesalahan kalimat ini juga terletak pada penulisannya;yaitu penulisan partikel pun. Menurut EyD, partikel pun seharusnya ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Jadi kalimat tersebut seharusnya ditulis demikian:
Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal umum.
-> Seperti halnya kalimat di atas kesalahan kalimat ini juga terletak pada penulisannya;yaitu penulisan partikel pun. Menurut EyD, partikel pun seharusnya ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Jadi kalimat tersebut seharusnya ditulis demikian:
Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal umum.
dari pada
Menikmati sajak
biasanya lebih mudah dari pada memahaminya.
-> Letak kesalahan kalimat di atas ialah pada penulisan kata depan dari pada. Menurut EyD, kata tersebut seharusnya ditulis serangkai: daripada.
-> Letak kesalahan kalimat di atas ialah pada penulisan kata depan dari pada. Menurut EyD, kata tersebut seharusnya ditulis serangkai: daripada.
DAFTAR PUSTAKA
Koran media massa Jumat, 30 Desember
2011
0 komentar:
Posting Komentar