Pages

Sabtu, 02 Juni 2012

PTK rifan


LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMBELAJARAN  MENULIS PUISI DENGAN CARA BERIMAJINASI PADA SISWA
KELAS XI SMPN 1 POHJENTREK
DOSEN PEMBIMBING: SONY SUKMAWAN, M.Pd

E:\Δ Smad-Lock (Brankas Smadav) Δ\LOGO_STKIP.png



OLEH
FATKHUR RIF’AN
NIM : 09188201180

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI PASURUAN
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2009-D

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT . Atas segala rahmat , kasih sayang dan hidanyah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalh ini tepat pada waktunya.
Penelitian ini berisikan tentang iptek peradapan manusia, perkembangan ipteks dalam pembangunaan dan lingkungan, hakikat makna sanis, teknologi, dan seni bagi manusia, dampak penyalagunaan ipteks pada kehidupan, dan problematika pemanfaatan ipteks di indonesia.
Sebelumnya , ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada:
1.      Drs. Lukman , M.Pd. selaku kaprodi pendidikan bahasa dan sastra(PBSI).
2.      Drs.Sony Sukmwan , M.Pd selaku dosen mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang telah memberi bimbingan dan pengarahan terhadap penyusunan makalah ini.
3.      Orang tua dan temn-teman yang telah mendorong untuk terselesainya makalah ini.

Akhirnya , semoga makalah ini dapatbermanfaat bagi kita semua.







Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
2.Rumusan Masalah
3.Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kajian Teori
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Pikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1    Waktu dan Tempat Penelitian
3.2    Popoulasi dan Sampel
3.3    Prosedur Penelitian
3.4    Indikator Penelitian
3.5    Teknik Pengumpulan Data
BAB 1V PENUTUP
4.1             Kesimpulan
4.2         Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang
Sastra dan Kesusastraan

Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.

Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.

Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.

Dalam konteks kesenian, kesusastraan adalah salah satu bentuk atau cabang kesenian yang menggunakan media bahasa sebagai alat pengungkapan gagasan dan perasaan senimannya. Sehingga sastra juga disamakan dengan cabang seni lain seperti seni tari, seni lukis, seni musik, dan sebagainya.






Ø      Pengertian Sastra dari Segi Ilmu Sastra

Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra.

a. Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.

Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut.
Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra.
Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru.
Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra dikenal juga dengan nama telaah sastra.
Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya sastra.

Keempat cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam rangka memahami sastra secara keseluruhan.

b. Teori sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.

c. Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen/novel, atau drama.


Dalam pembelajaran ini siswa dapat berimajinasi tentang pengalaman atau kejadian yang pernah diaalaminya dengan cara melakukan yaitu menuliskan kejadian tersebut dalam bentuk puisi.dengan demikian seorang siswa akan mempunyai pola berpikir yang yang kreatif dalam karyanya dan dapat menumbuhkan para sastrawan muda untuk generasi selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adlah kesulitan siswa kelas XI SMPN 1 POHJENm memahami materi yang terkait dengan unsur-unsur puisi yaiti unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Yang meliputi unsur intriksik alur, tema, setting, gaya bahasa, tokoh, penokohan,dan perwatakayang meliputi unsur ektrinsik yaitu penngrang sendiri yang dibicarakan dalam puisi tersebut.
1.3 Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah kesulitan siswa dalam memahami puisi , dapat kita lakukan dengan cara menggunakan media pembelajaran audio visual yaitu mendengar dan melihat setelah itu siswa disuru mencari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan denga maksud untuk mengatasi kesulitan siswa sekaligus membantu siswa kelas XI SMPN 1 POHJENTREK dalam memahami karya sasrta. Secara khusus tujuan yang ingai dicapai dari penelitia ini adlah untuk mengetahui:
1.      Pemahaman siswa pada karya sastra setelah menyelesaikan proses pembelajaran.
2.      Interaksi belajar siswa di dalam kelas selam kegiatan pembelajaran.
3.      Tanggapam siswa terhadap karya sastra dalam pembelajaran bahasaindonesia.
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.      Bagi penulis, merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang profesianal.
2.      Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran bahasa indonesia.
3.      Bagi guru bahasa indonesia khususnya dan guru lainnya, dapat memjadi bahan acuan dalam menyusu rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai

BAB II
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
DENGAN CARA BERIMAJINASI
PADA SISWA KELAS XI SMPN 1 POHJENTREK

2.1 Kajian Teori
Ø      Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
(1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
(5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

Ø      Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.
(1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.
(2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.
(3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.
(4) Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.
(5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Puisi sebagai struktur
Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai berikut.

Ø      Struktur Fisik Puisi
Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.
(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)
(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Ø      Struktur Batin
 Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.
(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

Ø      Pengertian Imajinasi

Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide.
Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog lebih menyebut proses ini sebagai "menggambarkan" atau "gambaran" atau sebagai suatu reproduksi yang bertentangan dengan imajinasi "produktif" atau "konstruktif".
Gambaran citra dimengerti sebagai sesuatu yang dilihat oleh "mata pikiran". Suatu hipotesis untuk evolusi imajinasi manusia ialah bahwa hal itu memperbolehkan setiap makhluk yang sadar untuk memecahkan masalah (dan oleh karena itu meningkatkan fitnes) perseorangan oleh penggunaan simulasi jiwa.

Ø     Imajinasi dan Kenyataan

Kita seringkali salah persepsi dalam memahami makna imajinasi. Dalam kenyataannya, imajinasi adalah sebuah kerja akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, dengar, dan rasakan. Dengan imajinasi, manusia mengembangkan sesuatu dari kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran. Ia dapat mengembangkan sesuatu dari Ciptaan Tuhan dalam pikirannya. Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu hal yang lebih bernilai dalam bentuk benda, atau sekedar pikiran yang terlintas dalam benak. Alfan Arrasuli .(2001)
Ø      Imajinasi Puisi
·        Imajinasi puisi adalah ide atau kekuatan pikiran yang menghasilkan sebuah gambaran yang tersusun dalam kata-katayag indah dan bermusikal.
·        Imajinsi puisi adalah ggagasn yang timbul dari pikiran seseorang yang menghasilkan sebuah karya yang baru yang dapat dinikati oleh para sastrawan mudah.
·        Imajinasi puisi adalah hasil karya sastra yang terbentuk dari ide-ide serta pemikiran yang tidak sadar  pada diri pengarang.
2.2 hasil Penelitian yang Relevan          
dalam melakukan penelitian kita perlu dengan media pembelajaran atau disebut alat peraga. Bebrap alasan perlunya alat peraga dibuat adalah: membantu dalam pembelajran puisi sehingaa penyampaikan konsep lebih bermakna dan sejalan tuntutan kurikulum , yaitu menngkaytkan motivasi dan pemahaman siswa dan menyadarkan adanya keterkaitan konsep denga kehiduan sehari-hari.
Menurut Robbins (1996 : 1998), motivasi adalah kesediaan untuk melakukan upanya yang kuat ke tujuan organisasi yang dikondisikan untuk memenuhi kebutuha individu. Sedangkan Sweeney dan Mc Farlan (2002:85), menyatakan bahwa motivasi adlah proses yang mengunakan pemicu untuk meningkatkan usaha pekerja sesuai alur perilaku untuk mencapai tujuan.
Pendapat para ahli tentang motivasi seperti tersebut di atas merupakan dasar bagi seseorang, termasuk siswa untuk mau dan senang melakukan dan mempelajari sesuatu sehingga penggunaan dan pemlihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep yang akan dibelajarkan diharapkan dapatmeningkatkan motivasi siswa dalam belajar yang pada akhirnya akqn berpengaruh  pula terhadap pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
2.3 Kerangka Pikir  
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Guru sebagai fasilitator dan motivator berperanmenyediakan layanan informasi yang memadai tentang materi pelajaran yang diajarkannya. Keaktifan siswa dalamk belajar adalah hal yang penting sehingga dalam pembelajaran pusi disediakan ruang yang cukup bagi siswa untuk berdiskusi dengan temannya seperti dalam menyelesaikan beberapa latihan sol yang berfungsi untuk penguatan konsep yang dibelajarkan.

          BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 waktu dan tempat penelitian
1. waktu penelitian
Penelitian dilakukan minggu ketiga bulan  Februari  hinga minggu ke dua bulan April 20212.
2. Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di SMPN 1 POHENTREK Jalan Susukan rejo No. 46 Kota Pasuruan.
3.2 Populasi dan Sampel
Sebagai populasi sekalgus sampel penelitian adalah siswa kelas XI SMPN 1 POHJENTREK dengan jumlah total 39  orang terdiri  atas 15 orang siswa laki-laki dan 24 orang siswa perempuan.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian berupa penelitian tindakan kelas (PTK) direncanaka sejak minggu ketiga Februari 2021, akan tetapi pelaksanaan tindakan kbaru dapat dilaksanakan pada bulan April 212, siklus ke-1 pelaksanaan pada tanggal 24 April 2012, dan sklus ke-2 pada tanngal 30 April 2012.
Tahapan pnelitian dijelaskan sebagai berikut:
1.Refleksi  Awal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kesulitan sswa dalam memahami puisi.
2.Perncanaan  Tindakan
Masala yang ditemukan akan diatasai denga melakukan langkah-langkah perencanaan tindakan yaitu yaitu menyusu instrumen penelitian berupa: rencana program pembelajaran (RPP), lembar kegatan siswa(LKS), soal tes, lembar observasi.
3.Pelaksanaan  Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan progranm pembelajaran , pengambilan atau pengumpulan, data hasil angket,
4.Observasi, Refleksi, dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisisnya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini.
3.4 Indikator  Keberhasilan
Bersumber pada hasil yang diperoleh dari pre tes dan post tes yang mencerminkan pemahaman siswa pada konsep yang dibelajarkan diharapkan adanya peningkatan pemahaman sesuai nilai yng diperole masing-masing siswa 75 % dari jumlah siswa mencapai nilai hasil belajar tuntas (KKM = 70).
minimal 75 % dari jumlah siswa termotivasi belajar puisi  dengan cara berimajnasi.
3.5 Teknik  Pengumpulan  Data 
Data penelitia dikumpuljan da disusun melalui teknik pengmpulan  data  meliputi: sumber data, jenis data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data peneitiaan dpa dilihat pada tabel 1 berikut ini.
NO

1

2

3

4
SUMBER DATA

Siswa

Guru

Guru dan siswa

Siswa


JENIS DATA
Jumlah siswa yang dapat menjawab benar soal pre test dan post tes

Langkah –langkah pembelajaran
Aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung
Respon siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan
TEKNIK PENGUMPULAN
Melaksanakan tes tulis


Observasi dan rekaman video

Observasi

Penyebaran kuesioner
INSTRUMEN
Soal tes


Pedoman Observasi
Pedoman Observasi

Anket /kuesioner tanggapan siswa 



BAB IV
KESIMPULAN
4.1Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membantu seoroang guru dalam kegiatan belajar mengajar(KBM) yaitu sebagai rincian berikut:
1.      Bagi penulis, merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang profesianal.
2.      Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran bahasa indonesia.
3.      Bagi guru bahasa indonesia khususnya dan guru lainnya, dapat memjadi bahan acuan dalam menyusu rencana dan melaksanakan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang sesuai.

4.2 Saran
Penulis mohon maaf apabila terdapat ketidaksempurnaan dalam penyusunan penelitian ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan penelitian berikutnya.
           

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2005). Panduan Penyusunan Usulan dan Laporan Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Depdiknas : Dirjen Dikti.
Herawati Susilo, Husnul Chotomah, dan Yyuyun D.S.(2008). Penelitian Tindakan Kelas sebagai sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Banyu Media Publishing.










0 komentar:

Posting Komentar