Pages

Senin, 29 Oktober 2012

ARTI CITA-CITA


 ARTI CITA-CITA
Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Ya, cita-cita adalah sebuah rancangan bangunan kehidupan seseorang, bangunan yang tersusun dari batu bata keterampilan, semen ilmu dan pasir potensi diri.

Bagaimanakah jadinya nanti jika kita memiliki beribu-ribu batu bata, berpuluh-puluh karung semen dan berkubik-kubik pasir serta bahan-bahan bangunan yang lain untuk membuat rumah namun kita tidak mempunyai rancangan maupun bayangan seperti apakah bentuk rumah itu nanti. Alhasil, mungkin kita akan mendapatkan rumah dengan bentuk yang aneh, gampang rubuh atau bahkan kita tidak akan pernah bisa membuat sebuah rumah pun.

Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui, cobalah tanya kepada beberapa orang siswa SMU yang baru lulus, akan melanjutkan studi di mana mereka atau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus. Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau mereka menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di PTN tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang mereka tahu potensi mereka, tahu seperti apa gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut dan peluang-peluang yang dapat mereka raih kedepannya karena berkuliah di jurusan tersebut, sekedar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih? Yang terjadi selanjutnya adalah di saat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka ada merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dia bayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi di tahun depan atau malas-malasan belajar dengan Indeks Prestasi Kumulatif alakadarnya. Sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga.

Dahulu ada sebuah tradisi kurung ayam, balita yang sudah berumur beberapa bulan dikurung dalam sebuah kurungan ayam yang ditutuipi kain. Lalu di sekeliling kurungan tersebut disimpan berbagai macam benda yang mewakili profesi seperti gitar (musisi),
spidol (pengajar/guru), sarung tinju (atlit), pesawat-pesawatan (pilot) dan lain-lain. Lalu orang tua akan memperhatikan benda apakah yang pertama kali diambil oleh balita tersebut, jika ia mengambil terompet maka orang tua akan beranggapan sang bayi kelak akan menjadi seorang musisi atau berpotensi menjadi seorang musisi. Namun tampaknya adat semacam ini jarang dilakukan lagi. Nilai yang dapat diambil dari tradisi semacam ini adalah bahwa orang tua mempunyai peranan penting dalam memfasilitasi anaknya untuk mengeksplorasi bakat dan minat yang dipunyainya. Dan membantu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya. Namun seorang muslim tentunya akan menempatkan cita-citanya di tempat yang paling tinggi dan mulia yaitu menggapai keridhaan Allah.

FATKHUR E\RIFAN

TIPS CARI PACAR

Cara Jitu Mendapatkan Pacar

Cara yang satu ini BOLEH dicoba dan di praktekkan. Dijamin langsung dapat pacar?!. Hayo, dimari….dimariii….pelajari dulu ya, tips dan trik jitu mendapatkan pacar. Jangan lupa kudu “serius” dalam mempraktekkannya.
Mencari pacar memang susah-susah gampang. Tapi gak susah juga sich,  kalo mau berusaha dengan sekuat tenaga. “Kuatttt….?!”. Sing penting kan, cinta!. “Ya, kan?”. Inilah cara jitu mendapatkan pacar:
Pertama adalah: lirikan matamu awal kita berjumpa……Lirik dulu…lirik dulu…. Cantik gak ya? cantikkkkk…?! ganteng enggak sihhh…??? Ganteng mbak!. Dari mata turun kehati (fall in love). Maksudnyaaa…harus berdasarkan cinta. Udah cinta gimana cara ngedapetinnya?. Halah ruwet,  Tha…Tha….?!. “Ngokkkk….?!” Sabarrrr….!
Melirik tidak sembarang melirik (saat ketemu dengan doi, lirikan harus diatur sedemikian rupa). Contohnya seperti, itu lho ikan mas koki. Tahu kan?  matanya bulat kedip-kedip…..ngek-ngok! lirik-lirik  bola matanya bolak-balik (pelajari sebaik mungkin tehnik melirik ikan mas koki).Dijamin lirikan matamu itu bkalan HL! alias HAILOVEYOU ?!. Plak!. hahahahaha…..
Kedua, nyatakan dengan cinta. Cinta, oh…. cinta….”  Mengucapkan kata cinta itu “harus” dan gak pake “telat”. Setelah berhasil melirik katakan,”aku sayang kamu beb….” Suerrrr….?! tanpamu hidupku sepi?!. Gombal,  kuwi! MUKIYO?!. Bagi para kaum wanita termasuk janda dan jomblo “jangan” mudah tergoda!. “Litha, loe sadar gak lagi ngajarin gue cari pacar? “sadar yooo….?! Lah, di atas barusan ente ngomong apa?. hehehehee…iya mass….provokasi sedikit!. Baiklah cintamu kuterima sebab engkau telah menyatakannya (horeeee….cintaku diterimaaa…?!). Testing dulu!. Jika ada yang mengungkapkan cinta “harap” testing dulu. Terserah anda,  untuk membuktikan kata-kata cintanya (suruh aja nyemplung kali/got juga boleh). Ora opo-opo….?!.
Tehnik ketiga adalah ciuman terindah dan memberikan kesan “terselubung”. Cium beb, ciummmm….?! emmmuachhhh….?!. Nyium capa? nyium bang Admin? dibredel tulisanmu kapok kowe!. Saat mencium,  lakukan dengan sepenuh jiwa dan raga (nyanyi dulu maju tak gentar) biar gak grogi!. Mencium jangan asal cium/nyosor!. Mulut “JANGAN” bau pete dan jengkol!. Okeyyy…..?! siapppppp….. prittttt…..?! maju jalan!!. “Lith, kok jalan sihhh….?!.”Ciuman sambil jalan-jalan, doel?!. Gitu aja, kok bingung!. Yang menentukan ciuman itu sukses ato tidak adalah “TEMPAT” dan “SUASANA”. Misal, disebuah kafe yang romantis, dengan cahaya lilin, remang-remang, makan malam berdua, di hotel bintang lima (dijamin cintamu diterima/apalagi ciumanmu) berkesan elegan dan berkelas (gitu katanyaaa….?!). Coba kalo ente ngecium di atas genteng? buyarrrrr…..?! plak!…plek!…plok?! Benjut, bebbbb….benjuttt….?!.
Tehnik keempat siapa cepat dia dapat?!. Kalo  doi banyak yang ngelirik dan ente terlambat melirik, itu salah ente?!. Oke, everybody wake up!.
13417116331798070665
m.okezone.com
Asyikkkkk……yuhuuuuuuu………?!. Dicoba ya, teman-teman…..
 

7 KEAJAIBAN DUNIA

7 Keajaiban Dunia

<p>Your browser does not support iframes.</p>
7 Keajaiban Dunia – Mengetahui peninggalan bersejarah atau tempat-tempat unik yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia wajib untuk diketahui setiap orang, apalagi jika tujuh keajaiban dunia tersebut setiap tahun selalu berubah-ubah. Pada perjumpaan ini, aalil akan memberikan informasi terbaru mengenai 7 keajaiban dunia berdasarkan apa data di wikipedia. Namun yang jelas pada daftar keajaiban dunia terbaru ini candi kebanggaan kita Borobudur tidak termasuk dalam finalis tahun ini, Berikut tujuh keajaiban dunia terbaru yang patut untuk diketahui oleh kita semua:
1. Tembok Raksasa Cina atau Tembok Besar Cina, juga dikenal di Cina dengan nama Tembok Sepanjang 10.000 Li¹ merupakan bangunan terpanjang pernah dibuat manusia, terletak di Republik Rakyat Cina. Tembok Raksasa Cina dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia.[4][5] Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
7 Keajaiban Dunia
2. Petra (dari ????? petra, “batu” dalam bahasa Yunani; bahasa Arab: ???????, al-Bitr?) adalah sebuah situs arkeologikal di Yordania, terletak di dataran rendah di antara gunung-gunung membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar yang berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba.
7 Keajaiban Dunia
3. Patung Kristus Penebus (bahasa Portugis: Cristo Redentor) adalah patung Yesus Kristus dengan gaya arsitektur Art Deco terbesar dan terdapat di Rio de Janeiro, Brasil. Patung memiliki tinggi 38 meter dan terletak di puncak dari Gunung Corcovado, tingginya 710 m di Taman Nasional Hutan Tijuca, yang menghadap ke kota. Patung ini menjadi simbol umat Kristen, dan menjadi simbol kebanggaan kota. Tangan patung ini terbuka dilihat banyak orang sebagai tanda dari kehangatan penduduk Brasil.
7 Keajaiban Dunia
4. Machu Picchu (“Gunung Tua” dalam bahasa Quechua; sering juga disebut “Kota Inca yang hilang”) adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca pra-Columbus, terletak di wilayah pegunungan pada ketinggian sekitar 2.350 m diatas permukaan laut. Machu Picchu berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.
7 Keajaiban Dunia
5. Chichén Itzá adalah suatu Situs Peradaban Maya di Meksiko pada abad 800 SM. Piramida Kukulcan di kompleks situs bersejarah ini dipercaya sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi peradaban bangsa Maya, terletak di Semenanjung Yucatan (kini wilayah Meksiko). Itza merupkan titik sentral kompleks bangunan lainnya seperti Piramida Kukulcan, Candi Chac Mool, dan bangunan Seribu Tiang.
7 Keajaiban Dunia
6. Koloseum adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa gedung pertunjukan yang besar berbentuk elips disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Flavian Amphitheatre, yang termasuk salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Pertengahan. Situs ini terletak di ibukota negara Italia, Roma, yang didirikan oleh Raja Vespasian pada masa Kekaisaran Romawi dan diselesaikan oleh anaknya Titus[1], dan menjadi salah satu karya terbesar dari arsitektur Romawi yg pernah dibangun.
7 Keajaiban Dunia
7. Taj Mahal (bahasa Urdu: ??? ???, Hindi: ??? ???) adalah sebuah monumen terletak di Agra, India. Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Sh?h Jah?n, anak Jahangir, sebagai sebuah musoleum untuk istri Persianya, Arjumand Banu Begum, juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-Zamani atau Mumtaz Mahal. Pembangunannya menghabiskan waktu 23 tahun (1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya dari arsitektur Mughal.
7 Keajaiban Dunia
Piramida Agung Giza adalah piramida tertua dan terbesar dari tiga piramida yang ada di Nekropolis Giza dan merupakan satu-satunya bangunan yg masih menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia. Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk firaun dinasti keempat Mesir, Khufu (????, Cheops) dan dibangun selama lebih dari 20 tahun dan diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 SM.[1] . Piramida ini kadang-kadang disebut sebagai Piramida Khufu.
7 Keajaiban Dunia
(Kandidat Kehormatan, karena satu-satunya dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuna yang masih ada)
Jika telah puas membaca apa sajakah yang masuk dalam pemilihan daftar 7 keajaiban dunia terbaru 2011-2012 dia

HUKUM MENIKAH

 hukum menikah menggunakan 3g

Haruskah Ijin Menikah Kepada Orang Tua?

Saya Yusuf, ingin menanyakan beberapa hal mengenai pra-pernikahan : Apakah hukumnya dalam syari’at, meminta ijin kepada kedua orang tua bagi seorang laki-laki atau wanita yang ingin menikah?Apabila kedua orang tua tidak menyetujui calon pendamping baik bagi laki-laki maupun wanita lalu ia tetap akan melangsungkan pernikahannya, apakah hal tersebut termasuk durhaka terhadap orang tua? Atau bagi seorang laki-laki menikah tanpa memberitahukan…

Bingung Menentukan Hari Pernikahan

Di usia yang ke-23 ini, saya berniat menggenapkan setengah dien dengan menikah. Alahmdulillah calon sudah ada dan sekarang sedang bekerja di luar negeri. Sebelum keberangkatannya kesana, saya sudah dikhitbah dan insya Allah segera setelah dia kembali ke Indonesia kami akan melangsungkan pernikahan. Yang jadi masalah sekarang adalah perbedaan pendapat antara dia dan kedua orangtuanya. Orang tuanya yang orang Jawa tulen menginginkan agar kami meni…

Tuntunan Doa Sebelum Menikah Sampai Melahirkan

…mi kelak kemudian tergerak hatinya untuk bisa membaca ayat-ayat al-Qur’an, hadis Rasulullah SAW dan doa-doa lainnya dengan bahasa aslinya yaitu bahasa Arab. Doa ini kami urutkan semenjak seseorang masih bujang, mencari jodoh, menikah, malam pertama, hamil sehingga mempunyai keturunan. Semoga bermanfaat. Doa Sebelum Menikah Sampai Melahirkan 1. Doa sebelum menikah semoga mendapatkan jodoh yang baik : Q.S.26 (Asy-Syura) ayat 83 : (Ibrahim berdoa):…

Bagaimana Cara Memilih Pendamping Hidup ?

Setelah kita mengetahui tentang tujuan menikah maka Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berhati-hati dalam memilih pendamping hidup karena hidup berumah tangga tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk selama-lamanya sampai akhir hayat kita. Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami yang nantinya sebagai pendamping hidup, tidaklah mudah tapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus se…

BAGAIMANA CARA MEMAHAMI BER- MADZHAB YG BENAR?

bagaimana cara ber- madzhab yang benar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya kesulitan memahami beribadah dengan menggunakan madzhab 4 yang diakui di indonesia. Pertanyaan saya : 1. Apakah hukumnya bermadzhab ? 2. Bagaimanakah kita tidak bermadzhab padahal dalam implikasi kehidupan sehari-hari pasti menggunakannya ? 3.  Bagaimanakah mempadukan madzhab dalam menggunakannya ? 4. Bagaimana jika kita menggunakan semua madzhab dengan mempertimbangkan akal pikirannya ? Atas perh…

Bagaimana Cara Memahami Ber- “Madzhab” Yang Benar?

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya kesulitan memahami beribadah dengan menggunakan  madzhab 4 yang diakui di indonesia. Pertanyaan saya : 1. Apakah hukumnya bermadzhab 2. Bagaimanakah kita tidak bermadzhab padahal dalam implikasi kehidupan sehari-hari pasti menggunakannya 3. dan bagaimanakah memperadukan madzhab dalam menggunakannya 4. dan bagaimanakah apabila kita menggunakan semua madzhab dengan mempertimbangkan akal pikira…

Doa Mustajab Sepanjang Masa

…an hari tergerak hatinya untuk bisa membaca ayat-ayat al-Qur’an, hadis Rasulullah SAW dan doa-doa lainnya dengan bahasa aslinya yaitu bahasa Arab. Doa mustajab  ini kami urutkan semenjak seseorang masih bujang, mencari jodoh, menikah, malam pertama, hamil sehingga mempunyai keturunan. Semoga bermanfaat. Doa Mustajab Yang Diurutkan 1. Doa sebelum menikah semoga mendapatkan jodoh yang baik : Q.S.26 (Asy-Syuara) ayat 83 :   (Ibrahim berdoa): “Ya Tuh…


FATKHUR RIFAN

KESEHATAN PRIA

BAGUS) ASAL USUL, SEJARAH & HUKUM KONDOM PRIA & WANITA : HUKUM MEMAKAI KONDOM (FIESTA, DUREX, DLL) MENURUT ISLAM | JENIS, UKURAN DAN MACAM KONDOM

Mau tau mengenai hukum kondom dalam pandangan agama islam? Simak baik-baik pembahasan tentang hukum kondom dalam pandangan agama Islam di postingan berikut : 
Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama. Kondom biasanya dibuat dari bahan karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada keadaan ereksi sebelum bersanggama (bersetubuh) atau berhubungan suami-istri.
Kondom tidak hanya dipakai oleh lelaki, terdapat pula kondom wanita yang dirancang khusus untuk digunakan oleh wanita. Kondom ini berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau kemaluan wanita. [1].
Cara kerja kondom wanita sama dengan cara kondom lelaki, yaitu mencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas kondom wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya benar. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun. [2].

Asal usul & “Sejarah Kondom”

Masih belum jelas dari mana kata “kondom” berasal. Ada yang menduga kata itu berasal dari sebuah kota bernama Condom yang terletak di provinsi Gascony, sebelah barat daya Perancis. Pendapat lain mengatakan kata kondom diambil dari nama Dr.Condom, seorang dokter asal Inggris yang bergelar Pangeran. Pada pertengahan tahun 1600, ia yang mula-mula mengenalkan corong untuk menutupi penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin.
Pada tahun 100 sampai tahun 200 Masehi bukti awal dari pemakaian kondom di Eropa datang dari lukisan berupa pemandangan gua di Combrelles, Prancis. Tahun 1500-an untuk pertama kali dipublikasikan deskripsi dan pencobaan alat mencegah penyakit berupa kondom di Italia. Ketika itu Gabrielle Fallopius mengklaim menemukan sarung terbuat dari bahan linen dan itu diuji coba pada 1.100 lelaki sebagai kondom. Dari percobaan itu tak satu pun dari mereka yang terinfeksi penyakit sifilis.
Penemuan membuktikan bahwa kain linen itu bermanfaat mencegah infeksi. Tetapi, di kemudian hari kondom dikenal sebagai alat mencegah kehamilan. Itu diawali dari percobaan terhadap kain linen yang dibasahi dengan cairan kimia tahun 1500-an. Ketika linen direndam dalam cairan kimia kemudian dikeringkan dan dikenakan pria maka kain itu bisa mematikan sperma.
Tahun 1700-an, kondom dibuat dari usus binatang. Perubahan bahan itu membuat harga kondom menjadi lebih mahal dibanding dengan kondom dari bahan linen. Ketika itu kondom dikenal sebagai ‘baju baja melawan kesenangan dan jaring laba-laba mencegah infeksi.’ Kondom tipe itu dipakai secara berulang.
Tahun 1894, Goodyear dan Hancock mulai memproduksi kondom secara massal terbuat dari karet yang divulkanisasi untuk mengubah karet kasar menjadi lebih elastisitas namun tetap kuat. Tahun 1861 untuk pertama kali kondom dipublikasikan di Amerika Serikat di surat kabar The New York Times. Tahun 1880 kondom dibuat dari lateks, tetapi pemakaiannya secara luas baru tahun 1930-an.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kondom

“Ukuran Kondom”

Ukuran yang pas akan dipengaruhi oleh pengalaman seorang pria berhubungan dengan kondom. Kondom yang terlalu ketat akan mengurangi sensasi, butuh waktu lebih lama untuk mencapai klimaks (yang berarti dapat menurunkan ereksinya), dan lebih mungkin baginya untuk kelelahan di tengah bercinta.
 Meskipun ukuran standar kondom adalah sekira 7 inci, panjangnya dapat bervariasi hingga satu inci, begitu pun ukuran lilit batangnya. Jadi, Anda bisa bereksperimen dengan merek dan gaya yang kini semakin banyak ditawarkan.

Hukum Memakai Kondom

Tanya :
Apa hukum memakai kondom di saat berhubungan? Apakah kondom ada dampak negatifnya? Jazakumullahu khoiron. Ummu Ismail-Solo.
0852909XXXXX
Jawab
Waiyyak (semoga Allah membalas kebaikkan kepadamu), pada asalnya, kita dianjurkan agar memperbanyak anak keturunan.
Namun, bila penggunaannya untuk mengatur jarak  kelahiran dan bukan membatasinya, atau dengan alasan yang dapat dibenarkan agama, maka hal ini dibolehkan. Contohnya adalah seperti alasan kesehatan ibu yang mengkhawatirkan jika mengandung saat itu. Adapun memakai kondom dengan tujuan tersebut, maka boleh saja, asalkan tidak membahayakan.
(tambahan red. Belum ditemukan adanya dampak negatif dari pengunaan kondom yang saat ini ada dipasaran legal. Wallahu a’lam).


FRIFAN FATIR

JENIS ULAT

 JENIS-JENIS ULAT BULU
Rasanya masih segar dalam ingatan dimana beberapa waktu yang lalu sebagian daerah di Indonesia digemparkan dengan serangan ulat bulu yang mengkhawatirkan. Berbagai tindakan antisipasi pun dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya wabah ulat bulu tersebut, mulai dari pembasmian secara massal oleh para warga sampai pemusnahan yang melibatkan peralatan khusus milik pemerintah.

Harapan kita tentu saja serangan ulat bulu tersebut tidak akan terjadi lagi, tapi kalau dipikir secara logika semua jenis makhluk hidup di bumi ini memiliki kesempatan untuk berkembang biak, sebagaimana makhluk hidup lain yang disukai manusia, ulat bulu pun juga bisa berkembang menjadi populasi yang cukup besar. Mungkin keseimbangan ekosistem yang membuat ulat bulu akhir-akhir ini masuk kedalam lingkungan manusia.

Terlepas dari hal tersebut tidak salah kalau kita mengenal jenis jenis ulat bulu yang ada disekitar kita, ya hitung-hitung sebagai tambahan pengetahuan. Banyak jenis-jenis ulat bulu, berikut beberapa macam ulat bulu yang belakangan menyerang Jakarta: Lymantridae euproctis sp ditemukan di kawasan Tanjung Duren dan Kembangan, Jakarta Barat serta Limacodidae ploneta diducta dan Lasiocampidae trabala sp di kawasan Pekayon, Jakarta Timur. Sedangkan ulat bulu jenisNoctuidae ditemukan di Petojo, Jakarta Pusat.

Beberapa macam gambar ulat (bulu) yang di ambil dari Google.co.id.









FATKHUR RIF'AN

Kamis, 20 September 2012

ARTI PERPUSTAKAAN

Arti lain:: Perpustakaan (ilmu komputer), Perpustakaan (biologi)
Perpustakaan modern
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia.
Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Peran Perpustakaan

Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkattkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sisitematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.[1]

[sunting] Tujuan perpustakaan

Tujuan perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam segala umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan melelui jasa pelayanan perpustakaan agar mereka:
  • Dapat mendidik dirinya sendiri secara berkesimbungan
  • Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial dan politik
  • Dapat memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk menjadi anggota keluarga dan masyarakat yang lebih baik
  • Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, membina rohani dan dapat menggunakan kemempuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan budaya manusia
  • Dapat meningkatkan tarap kehidupan sehari-hari dan lapangan pekerjaannya
  • Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar bangsa
  • Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial.[2]

[sunting] Periodisasi perpustakaan indonesia

Perpustakaan merupakan perantara masyarakat. oleh karena itu, perkembangan perpustakaan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan masyarakat. Perkembangan masyarakat tercermin dalam sejarah masyarakat, kadang-kadang dalam sejarah negara. Dengan demikian,sejarah perpustakaan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah Indonesia. Sejarah Indonesia dapat di bagi menjadi beberapa periode berikut :
Pada pembagian di atas, tahun 1950 merupakan awal ancangan karena pada waktu itu pemerintah RI mulai menyebarkan perpustakaan, khususnya perpustakaan umum dengan nama taman perpustakaan rakjat ke seluruh indonesia. Perkembangan perpustakaan umum yang mula.mula menggembirakan itu akhirnya berakhir tragis dengan runtuhnya berbagai taman pustaka rakjat yang didirikan pada tahun 1950-an. Tonggak kebangkitan dimulai pada tahun 1969, dengan pembangunan lima tahun (pelita) pertama. Saat itu, kegiatan perpustakaan tercakup di dalam rencana pembangunan hingga sekarang.[3]

[sunting] Fungsi perpustakaan nasional

Berdasarkan ketentuan peraturan tahun 1980, maka tugah pokok perpustakaan nasional Republik Indonesia adalah menyelenggarakan pengumpulan, penyimpanan, serta pelestarian terbitan Indonesia sebagai khazanah kebudayaan serta menjamin pemeliharaan terbitan Indonesia. Untuk melaksanakan tugas tersebut, cakupan fugsi perpustakaan nasional adalah sebagai berikut :
  • Mengumpulkan, mengatur, dan menyediakan hasil karya tulisan yang di terbitkan di Indonesia.
  • Menjadi perpustakan deposit dari terbitan indonesia, baik terbitan pemerintah maupun swasta.
  • Mengumpulkan, mengatur, dan menyediakan terbitan pbb dan negara lain, khususnya dari kawasan ASEAN.
  • Menentukan setandar dari sistem, organisasi, pelayanan, dan mutu koleksi perpustakaan di Indonesia.
  • Menyelenggarakan kursus tingkat nasional bagi pegawai perpustakaan.
  • Memprakarsai kerjasama dengan lembaga di luar negri, misalnya dalam pertukaran publikasi, peminjaman antar perpustakaan, penyusun bibliografi, dan pembuatan microfilm.
  • Menyusun dan menerbitkan bibliografi nasional.
  • Dan menyusun catalog induk.[4]

[sunting] Hubungan perpustakaan dengan bacaan

Perpustakaan dan bahan bacaan adalah dua kata yang saling bertautan. Karena di perpustakaanlah bahan pustaka dikumpulkan, diproses, dan disebarluaskan (didistribusikan) kepada para pembaca/pemakai perpustakaan . Adapun koleksi perpustakaan di negara kita sebagian besar berupa buku atau book material dan masih jarang perpustakaan yang memiliki koleksi berupa non-book material seperti film, kaset film strip, slides, piringan hitam, peta, globe, dan sebagainya.[5]

[sunting] Model pelayanan perpustakaan

Ada empat model pelayanan perpustakaan:
  • Koleksi perpustakaan ada pada kampus cabang.
  • Berpusat pada layanan pinjam antar perpustakaan, resource sharing, dan mahasiswa dapat menggunakan perpustakaan afiliasi.
  • Pengiriman materi dari instuasi induk kepada para mahasiswa
  • Berhubungan dengan penggunaan teknologi untuk mengakses sumber-sumber informasi elektronik.[6]

[sunting] Referensi

  1. ^ Sinaga, Dian Mengelola Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kreasi Media Utama, 2007) hlm. 15
  2. ^ Muchyidin, Suherlan. Mihardja, Iwa D Sasmita Perpustakaan (Bandung: PT Puri Pustaka 2008) hlm 41,42
  3. ^ Sulistyo. Basuki Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994) hlm. 6,7
  4. ^ Sulistyo. Basuki Periodisasi Perpustakaan Indonesia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994)hlm. 24
  5. ^ Sumpeno, Wahyudin Perpustakaan Mesjid (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994) hlm. 8
  6. ^ Buxbaum, ahari Library Services (Jakarta: Murni Kencana 2004) Hlm. 12

ANALISIS BAHAN PUSTAKA

Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 1
KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA
Oleh: Gatot Subrata, S.Kom
Abstrak: Sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC)
adalah sistem klasifikasi fundamental yang mengelompokkan
bahan pustaka berdasarkan subyek atau pokok bahasan. Sistem
pengembangannya menggunakan sistem desimal angka arab
sebagai simbol notasinya. Tiga komponen penting dalam klasifikasi
ini adalah bagan (schedules), indeks relatif dan tabel-tabel. Dalam
penggunaan bagan dalam klasifikasi ini ada beberapa istilah
penting yang perlu dipahami seperti summary, formerly also, class
here, relocated to, centered heading, optional number, prefer, if
prefered, see, add to, dan sebaginya.
Kata kunci: Sistem Klasifikasi DDC, pengolahan bahan pustaka


A. PENDAHULUAN
Sulistyo Basuki (1991) mengatakan bahwa klasifikasi berasal dari kata Latin
'"classis". Klasifikasi adalah proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas
yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan
bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan
sistematis. Towa P. Hmakotrda dan J.N.B. Tairas (1995) mengatakan bahwa klasifikasi
adalah pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau
benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
Kalau kita simak dalam kehidupan sehari-hari klasifikasi sudah banyak dilakukan oleh
manusia. Seperti di supermarket, di pasar, di toko buku, pedagang yang mengempokkan
barang dagangannya yang sejenis dalam satu kelompok yang sama. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pembeli dalam memilih kebutuhan yang diperlukan.
Dalam bidang perpustakaan pengertian klasifikasi adalah penyusunan sistematis
terhadap buku dan bahan pustaka lain, atau katalog, atau entri indeks berdasarkan subyek,
dalam cara yang berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi (Sulistyo-
Basuki: 1991). Dari pengertian ini klasifikasi mempunyai fungsi yaitu: sebagai tata
penyusunan buku di jajaran rak, serta sebagai sarana penyusunan entri bibliografis pada
katalog, bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang sistematis.
Sebagai sarana penyusunan buku di jajaran (rak), klasifikasi mempunyai dua
keuntungan, yaitu:
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 2
(a) membantu pemakai jasa perpustakaan mengidentifikasi dan melokalisasi bahan
pustaka berdasarkan nomor panggil dokumen.
(b) mengelompokkan bahan pustaka sejenis menjadi satu jajaran atau berdekatan.
Dua keuntungan tersebut sangat dimungkinkan karena dalam penentuan klas,
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan subyek atau cakupan bidang ilmu dari
suatu bahan pustaka.
Tujuan klasifikasi adalah untuk mengorganisasikan bahan pustaka dengan sistem
tertentu sehingga mudah diketemukan dan dikembalikan pada tempat penyimpanan.
Adapun tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
(a) menghasilkan urutan yang berguna
tujuan utama klasifikasi adalah menghasilkan urutan atau susunan bahan pustaka yang
berguna bagi staf perpustakaan maupun bagi pemakai perpustakaan.
(b) penempatan yang tepat
Bila bahan pustaka diperlukan pemakai, pustaka yang diinginkan mudah diketemukan
serta mudah dikembalikan oleh petugas ke tempat yang pasti sesuai dengan sistem
klasifikasi yang digunakan.
(c) penyusunan mekanis
Bahan pustaka baru mudah disisipkan di antara bahan pustaka yang sudah dimiliki.
Demikian pula penarikan bahan pustaka (karena dipinjam) tidak akan mengganggu
susunan bahan pustaka di jajaran.
B. SISTEM KLASIFIKASI
Ada beberapa sistem klasifikasi, diantaranya adalah:
1. Klasifikasi Artifisial
Sistem ini adalah mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-sifat
lainnya, misalnya pengelompokan menurut pengarang, atau berdasarkan ciri fisiknya,
misalnya ukuran, warna sampul, dan sebagainya.
2. Klasifikasi Utility
Pengelompokan bahan pustaka dibedakan berdasarkan kegunaan dan jenisnya.
Misal, buku bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa. Buku pegangan siswa di
sekolah dibedakan dengan buku pegangan guru. Buku koleksi referens dibedakan dengan
koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya)
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 3
3. Klasifikasi Fundamental
Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi pokok persoalan
yang dibahas dalam suatu buku. Pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan sistem ini
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
• bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya berdekatan.
• Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang dimiliki
dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat.
• Menudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut subyeknya.
• Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.
• Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.
Klasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun kecil.
Dalam sistem tersebut buku dikelompokkan berdasarkan subyek, sehingga memudahkan
pemakai dalam menelusur suatu informasi. Yang termasuk klasifikasi fundamental adalah
Klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification).
DDC merupakan sistem klasifikasi yang populer dan paling banyak pemakainya.
Klasifikasi ini dalam pengembangannya menggunakan sistem desimal angka arab sebagai
simbol notasinya.
1. Sejarah DDC
Klasifikasi Persepuluhan Dewey (disingkat DDC) karya Melvil Dewey. Nama
lengkapnya Melville Louis Kassuth Dewey (1851-1931).
Pada 1874 Dewey sebagai pustakawan di Amhers College, Massachuseetts, Tahun
1876 ia menerbitkan DDC edisi pertama dengan judul “A classification and subject index
for a library”. Terbit pertama kali hanya sebanyak 42 halaman yang berisi 12 halaman
pendahuluan, 12 halaman bagan dan 18 halaman indeks. Sejak edisi pertama diterbitkan,
DDC terus menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak subyek-subyek
baru yang ditambahkan. Adakalanya notasi mengalami perluasan dan perubahan lokasi
karena perkembangan subyek tersebut. Kelestarian DDC sampai dapat mencapai umur
lebih seabad dan banyak pemakainya di dunia, disebabkan karena DDC secara berkala
ditinjau kembali dan diterbitkan edisi barunya. Lembaga yang mengawasi dan mendukung
penerbitan DDC ialah “The Lake Placed Education Foundation” dan “The Library of
Congress” di Amerika Serikat sarana komunikasi diterbitkan “Decimal Classification,
adition, notes, decisions” (disingkat DC).
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 4
DDC terbit dalam 2 edisi/versi yaitu edisi lengkap dan ringkas. Edisi ringkas
dimaksudkan untuk digunakan di perpustakaan yang memiliki koleksi di bawah 20.000
judul. Edisi ringkas ini yang paling banyak digunakan oleh Perpustakaan Sekolah dan
Umum yang koleksinya masih terbatas.
DDC telah digunakan oleh sekitar 135 negara dan diterjemahkan lebih dari 30
bahasa, termasuk dalam Bahasa Indonesia dengan judul “Terjemahan Ringkasan
Klasifikasi Desimal Dewey dan Indeks Relatif”.
2. Komponen-komponen DDC
Dalam klasifikasi Persepuluhan Dewey ini terdapat 3 komponen, yaitu Bagan,
indeks Relatif, dan Tabel-tabel. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada uraian
berikut ini.
a. Bagan (Schedules)
Klasifikasi Dewey adalah bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip
“desimal” untuk membagi semua bidang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dibagi ke
dalam 9 kelas utama, yang diberi kode/lambang angka (selanjutnya disebut notasi). Seperti
telah dijelaskan pada halaman sebelumnya. Dalam DDC ini semakin khusus suatu subyek,
semakin panjang notasinya. Karena banyak angka yang ditambahkan pada notasi dasarnya.
Pembagiannya dari umum ke khusus.
Ada beberapa istilah penting dalam bagan, seperti:
1) Summary, yaitu tajuk yang agak terbatas pembagiannya.
Contoh dalam subyek Insecta (insecta) 595.7 terdapat “summary”. Pembagian yang
lebih rinci untuk masing-masing tajuk yang terdapat dalam ‘summary’ tersebut
diperinci lebih lanjut dalam bagan (lihat bagan hal.925)
2) Formerly also
Istilah ini terdapat dalam kurung siku, yang artinya menunjukkan bahwa subyek
tersebut notasinya dulu pada .... Misal, pada notasi 297.211 terdapat subyek “Tawhid”
[formerly also 297.14]. ini berarti dulu notasinya pada 297.14 tetapi sekarang pada
297.211 (lihat bagan hal. 229). Istilah Formerly pada prinsipnya sama dengan Istilah
formerly also. Ini berarti terdapat pemindahan lokasi notasi untuk subyek dimaksud.
Contoh notasi 003.52 Perception theory [formerly 001.534].
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 5
3) Class here
Merupakan instruksi yang berarti tempatkan di sini. Hal ini sebagai penuntun untuk
menentukan notasi suatu subyek yang mungkin tidak diduga berada di bawah tajuk
tersebut. Contoh “advertising and public relations” mendapat notasi 659. Di bawahnya
diikuti dengan istilah ‘class here publicity’, ini berarti karya tentang ‘publicity’
ditempatkan sama pada subyek Advertising and public relation (lihat bagan hal. 352).
4) Relocated to
DDC selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, maka kemungkinan terdapat
perubahan-perubahan dalam menempatkan notasi untuk suatu subyek sangat besar
sekali. Relokasi ini dinyatakan dengan petunjuk formely also dan formerly yang
notasinya ditempatkan dalam tanda kurung siku. Contoh 729[.9] Built-in church
furniture. Kemudian diikuti dengan instruksi Relocated to 726.529, ini berarti notasi
729.9 untuk subyek ‘built-in church furniture’ sekarang sudah tidak digunakan lagi dan
dipindahkan pada notasi 726.529 (lihat bagan hal.484).
5) Centered heading
Adakalanya suatu konsep tidak bisa dinyatakan dalam satu notasi, maka dinyatakan
dalam sederetan notasi. Contoh untuk menyatakan subyek ‘Biography of specific
classes of perseons’ dalam bagan dinyatakan pada notasi 920.1-929.9. Pada kasus
seperti ini akan terdapat tanda segitiga(>) mendahului notasi tersebut, (lihat bagan hal.
703).
6) Optional number, prefer.
Merupakan pilihan atau alternatif yang dikehendaki oleh DDC. Contoh untuk konsep
‘riwayat hidup para ahli dalam disiplin ilmu tertentu’, DDC menyarankan agar
ditempatkan pada subyeknya dengan menambahkan notasi ‘subdivisi standard’ -092
dari tabel 1 (lihat ............. 702).
7) If prefered
Istilah ini merupakan penuntun bagi pemakai DDC bila menghendaki dapat memilih
salah satu alternatif. Contoh untuk konsep ‘bibliografi subyek’ notasinya 016. Bila
pemakai DDC menghendaki, dapat menempatkan bibliografi tersebut pada subyeknya.
Misal ‘Bibliografi kedokteran’ pada notasi 016.61, tetapi pemakai DDC dapat juga
menempatkan pada notasi 610.61 (lihat bagan hal. 32).
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 6
8) Acuan “see”
Merupakan penuntun untuk mempertimbangkan notasi lain. Contoh subyek ‘rubber’
mendapat notasi 678.2, sedang untuk subyek ‘rubber products’ see 678.3 (lihat bagan
hal. 413)
9) Instruksi “Add to”
Instruksi ini menyuruh untuk memperluas notasi suatu subyek dengan mengambil
pembagian dari subyek lain. Biasanya pada instruksi ini terdapat contohnya. Misal pada
notasi 025.218 ‘Collection development ini specific types of institutions’ diikuti dengan
perintah Add to base number 025.218 the number following 02 in 026-027. Contoh
Pengembangan koleksi di perputakaan perguruan tinggi 025.21877. Notasi 77
diambilkan dari notasi subyek ‘college and university library’ 027.7. Bila notasi tersebut
diperinci adalah sebagai berikut: 025.218 notasi dasar ‘Collection development in
specific types of institutions’. 027.7 Collection development in academic libraries’
(lihat bagan hal. 41).
10) Dan lainnya
b. Indeks Relatif (Relative Index)
Untuk membantu mencari notasi suatu subyek dalam DDC terdapat ‘Indeks
Relatif’. Pada indeks relatif ini terdaftar sejumlah istilah yang disusun berabjad. Istilahistilah
tersebut mengacu ke notasi yang terdapat dalam bagan. Dalam indeks ini didaftar
sinonim untuk suatu istilah, hubungan-hubungan dengan subyek lainnya. Bila suatu subyek
telah ditemukan dalam indeks relatif, hendaklah ditentukan lebih lanjut aspek dari subyek
yang bersangkutan. Cara yang paling cepat untuk menentukan notasi suatu subyek adalah
melalui indeks relatif. Tetapi menentukan notasi hanya melalui dan berdasarkan indeks
relatif saja tidak dapat dibenarkan. Setelah suatu subyek diperoleh notasinya dalam indeks
relatif, harus diadakan pengecekan dengan notasi yang terdapat dalam bagan. Dengan
demikian dapat diketahui apakah notasi tersebut betul-betul sesuai dengan karya yang
sedang diklasifikasikan.
c. Tabel-Tabel
Kecuali pembagian kelas secara desimal dengan notasi yang terdaftar dalam bagan,
DDC juga mempunyai sarana lain. Untuk membagi/memperluas subyek lebih lanjut, yaitu
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 7
dengan menyediakan sejumlah tabel pembantu atau auxiliary tables. Notasi pada tabeltabel
tersebut hanya dapat digunakan dalam rangkaian dengan notasi yang terdapat dalam
bagan. Dengan kata lain, notasi yang terdapat dalam tabel tidak pernah berdiri sendiri,
selalu dirangkaikan dengan notasi dalam bagan. Dalam klasifikasi DDC edisi 22 terdapat 7
tabel pembantu/pelengkap, yakni:
1) Tabel 1: Subdivisi Standar (Standard Subdivisions)
Bila suatu subyek telah ditemukan notasinya dalam bagan, adakalanya perlu
dicantumkan lebih lanjut notasi tambahan “bentuk” yang diambil dari notasi yang terdapat
dalam tabel 1 (standard subdivision, hal.3-24). Tabel 1 ini bertujuan untuk menjelaskan
bentuk suatu karya, misalnya -03 adalah bentuk kamus dan ensiklopedi. -05 adalah bentuk
terbitan berkala atau majalah. Adakalanya juga untuk menjelaskan bentuk penyajian
intelektual, misal -01 untuk bentuk penyajian yang bersifat filsafat dan teori, -09 sejarah
dan geografi.
Dalam bagan terdapat 5 cara untuk penggunaan tabel 1 ini, yakni:
a) Tidak ada instruksi
b) Terdapat dalam bagan (lengkap)
c) Terdaftar sebagian
d) Ada instruksi penggunaan dua nol (00)
e) Instruksi penggunaan tiga nol (000)
2) Tabel 2: Wilayah (Geographic Areas, Historical Periods, Persons)
Adakalanya suatu subyek perlu dinyatakan aspek geografisnya (wilayah), misal
“Angkatan Laut Indonesia”. Dalam hal ini notasi subyek itu perlu ditambahkan notasi
wilayah “Indonesia” yang diambilkan dari Tabel 2. Cara penambahan tabel 2 ini aalah
sebagai berikut:
a) Tidak ada instruksi, dengan menggunakan notasi -09 (aspek geografi dari Tabel 1).
b) Ada instruksi, adakalanya dalam bagan terdapat instruksi, biasanya berupa instruksi
from Tabel 2. Kadangkala didahului dengan kata-kata ‘Geographical, treatment,
treatment by specific continents, countries”, dan sebagainya. Untuk geografi suatu
wilayah. Dalam bagan ini hanya untuk ‘geografi’ suatu wilayah. Misalnya “Geografi
Jepang, Geografi Indonesia” dan sebagainya. Cara pembentukannya, anka dasar
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 8
geografi suatu wilayah 91- ditambahkan dengan notasi wilayah yang diambil dari Tabel
2.
3) Tabel 3: Subdivisi Sastra (Subdivision for Individual Literatur, for Specific Literary
Forms).
Dalam klas 800 (kesusasteraan)dikenal bentuk penyajian khusus yang disebut
“subdivisi masing-masing sastra”. Misal bentuk-bentuk sastra, -1 Puisi, -2 Drama, -3 Fiksi,
dan sebagainya. Notasi yang terdapat alam Tabel 3 ini hanya dapat ditambahkan pada
notasi dasar sastra. Untuk notasi dasar suatu sastra yang berakhiran dengan angka 0 (nol),
notasi dasarnya adalah dua angka pertama saja. Notasi dasar sastra Inggris 82 bukan 820,
dan seterusnya. Cara penggunaan tabel 3 ini adalah:
a) Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b) Tidak terdaftar dalam bagan
4) Tabel 4: Subdivisi bahasa (Subdivisions of Individual Languages)
Dalam 400 (bahasa) dikenal subdivisi khusus bahasa yang disebut “masing bahasa”
(Subdivisions of Individual Languages). Notasi yang terdapat dalam tabel 4 ini hanya
dapat ditambahkan pada notasi dasar suatu bahasa dalam klas 400. Bila notasi suatu bahasa
terdiri dari 3 angka dan berakhiran dengan 0 (nol), notasi dasarnya hanya 2 angka pertama.
Misal notasi dasar bahasa Perancis 44- bukan 440, bahasa Itali 47- bukan 470. Cara
penambahan Tabel 4 ini:
a) Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b) Belum terdaftar dalam bagan
c) Kamus dua bahasa. Urutan sitirannya dengan mengutamakan bahasa yang kurang
dikenal kemudian tambahkan -3 (dari Tabel 4), menyusul notasi bahasa yang lebih
dikenal
d) Kamus banyak bahasa. Bagi kamus banyak bahasa, yaitu mencakup 3 bahasa atau lebih
dimasukkan ke dalam kamus poliglot (polyglot dictionaries).
5) Tabel 5: Ras, Etnik, dan Kebangsaan (Racial, Ethnic, National Groups).
Adakalanya suatu subyek perlu ditambahkan aspek ras tertentu. Misal -951 Chinese -
992.1 Philipines. Bila suatu subyek telah ditemukan notasinya, lalu tambahkan dengan
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 9
notasi di tabel 5, ini dilakukan bila dirasa perlu untuk memperluas subyek yang
bersangkutan.
Adapun cara penambahannya, adalah:
a) Ada perintah
b) Tidak ada perintah. Maka tambahkan notasi -089 (dari Tabel 1) kemudian cantumkan
notasi
6) Bahasa (Languages)
Suatu subyek adakalanya perlu ditambahkan aspek bahasanya. Misal Bibel dalam
bahasa Belanda. Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Cina, dan sebagainya. Terlebih
dahulu harus ditentukan notasi untuk subyek Bibel dan Al-Qur’an kemudian ditambahkan
dari notasi bahasa Belanda atau Cina yang diambilkan dari Tabel 6. Cara penggunaan
Tabel 6 ini adalah:
a) Ada perintah
b) Tidak ada perintah. Tambahkan notasi -175 (aspek wilayah di mana suatu bahasa sangat
dominan, dari Tabel 2). Lalu tambahkan notasi bahasa dari Tabel 6 ini. Contoh untuk
karya Bibel di Argentina dalam bahasa Spanyol (bahasa Spanyol sangat dominan di
Argentina) mendapat notasi 220.517661.
7) Orang (Groups of Persons).
Suatu subyek adakalanya perlu diperluas notasinya dengan kelompok orang
tertentu, misal ahli kimia, penyandang cacat, dan sebagainya. Untuk itu pada notasi subyek
yang bersangkutan dapat diperluas dengan menambahkan notasi yang terapat pada Tabel 7.
Penggunaan Tabel 7 ini adalah sebagai berikut:
a) Ditambahkan langsung
b) Tidak langsung. Tambahkan dengan notasi -088 yang diambil dari Tabel 1.
d. Tabel Perluasan Untuk Wilayah Indonesia
Perluasan dari Tabel Wilayah DDC, khusus yang berhubungan dengan wilayah
Indonesia (tabel 2). Buku-buku tentang Indonesia makin hari makin besar jumlahnya.
Kebutuhan untuk perluasan/penyesuaian notasi DDC untuk subyek Indonesia sangat
diperlukan, karena untuk membedakan daerah yang dibahas dalam subyek buku. Mengenai
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 10
ikhtisar pembagian daerah-daerah Indonesia kita menggunakan pedoman yang diterbitkan
oleh Pusat Pembinaan Perpustakaan Jl. Merdeka Selatan No. 11 Jakarta, yang disusun oleh
Sub Panitia Standarisasi Perpustakaan, Panitia Teknis Perpustakaan pada Tahun Buku
Internasional 1972, dengan judul “Perluasan dan Penyesuaian Notasi untuk Beberapa Seksi
dalam DDC khusus yang berhubungan dengan Indonesia”.
1) Koperasi di Kabupaten Blitar, Nomer klasnya ---- 334.95982471
Koperasi ------------------------- 334 (Bagan/Skema DDC)
Kab. Blitar ---------------------- 95982471
2) Kota Pasuruan dalam angka, Nomer klasnya ---- 315.95982482
Statistik ----------------------- 315 (Bagan/Skema DDC)
Kota Pasuruan --------------- 95982482
C. Analisis Subyek (subject analysis)
Analisis Subyek adalah suatu kegiatan menganalisa mengenai apa atau tentang apa
suatu dokumen (bahan pustaka). Kegiatan analisis subyek merupakan hal yang sangat
penting dan memerlukan kemampuan intelektual, karena di sinilah ditentukan pada subyek
apa suatu dokumen ditempatkan. Bila salah atau keliru, akan menimbulkan kesulitan bagi
pemakai dalam mendapatkan informasi yang dicarinya. Oleh karena itu analisis ini harus
dikerjakan secara akurat dan taat-azas (konsisten). Untuk melaksanakan kegiatan analisis
subyek, pustakawan harus mengenal jenis konsep dan jenis subyek. Dalam makalah ini
tidak di bahas masalah analisis subyek, analisis subyek dibahas tersendiri dalam makalah
tajuk subyek.
D. Penggunaan DDC
Setiap petugas perpustakaan yang hendak menggunakan klasifikasi DDC atau
menggolongkan suatu bahan pustaka, perlu melalukan langkah-langkah ini, diantaranya:
• Pelajari pola umum bagan klasifikasi, seperti ringkasan pertama (10 kelas utama),
ringkasan kedua (divisi), ringkasan ketiga (seksi), dan seterusnya.
• Pelajari bagan lengkap secara teratur dan sistematis, agar memperoleh gambaran yang
lebih jelas.
• Pelajari tabel-tabel pembantu serta petunjuk penggunaannya.
• Pahami indeks relatif dan penyusunannya.
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 11
1. Prinsip Klasifikasi DDC
 Klasifikasikan bahan pustaka sesuai dengan maksud dan tujuan pengarangnya.
 Klasifikasikan pada subyek yang lebih spesifik, jangan pada subyek yang luas.
 Bahan pustaka yang mempunyai 2 subyek, tetapi bobot pembahasannya tidak seimbang
klasifikasikan pada subyek yang banyak dibahas.
 Bahan pustaka yang mempunyai 2 subyek dan keduanya memiliki nilai bobot yang
sama dalam pembahasannya, klasifikasikan pada subyek yang pertama diuraikan atau
dibahas. Misal “Pengantar sosiologi dan ekonomi”.
Rangkuman : Sosiologi / ekonomi
Sosiologi : Disiplin ilmu
Ekonomi : Disiplin ilmu
maka subyek yang diutamakan adalah sosiologi, karena yang pertama dibahas.
 Apabila menemukan bahan pustaka yang membahas 3 subyek atau lebih, maka
klasifikasikan pada subyek yang lebih luas. Misal “Pelajaran matematika, Kimia, dan
Fisika” klasifikasikan pada nomor 500 (eksakta).
 Bila menemukan suatu bahan pustaka yang subyeknya belum atau tidak terdapat nomor
klasifikasinya, maka klasifikasikan pada nomor yang paling dekat dengan subyek itu
dan tidak diperkenankan membuat nomor baru sendiri.
2. Prosedur penentuan notasi
Setiap bagan klasifikasi menggunakan sistem simbol untuk menetapkan kelas.
Simbol yang berfungsi untuk menunjukkan subyek serta hubungan antar subyek disebut
dengan notasi. Biasanya notasi berupa angka atau huruf atau gabungan keduanya yaitu
angka dan huruf. Contohnya, klasifikasi Persepuluhan Dewey menggunakan angka arab.
Sedangkan Library of Congres Classification menggunakan kombinasi antara huruf dan
angka. Notasi yang menggunakan gabungan, antara angka dan huruf disebut notasi
campuran. Notasi haruslah bersifat hirarkis karena harus mencerminkan urutan struktural
sebuah klasifikasi.
Dengan sifat herarkis sistem notasi dapat dikembangkan sampai detail sesuai
dengan struktur hirarkis suatu disiplin ilmu. Dengan demikian setiap hirarki disiplin ilmu
dapat diambil notasinya dalam bagan klasifikasi.
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 12
Pemilihan nomor klasifikasi yang tepat hendaknya dilakukan melalui indeks relatif
karena dalam indeks tersebut memuat aspek-aspek lengkap yang dimiliki subyek.
Kemudian diadakan pengecekan pada bagan. Bila diperlukan bisa dilengkapi dengan tabeltabel
pembantu untuk memperluas notasinya.
Pemilihan notasi dapat dilakukan melalui indeks atau langsung pada bagan, untuk itu
perhatikan uraian berikut ini.
a. Melalui indeks relatif
Indeks relatif adalah sejumlah tajuk dengan perincian aspek-aspek yang disusun
secara sismatis berikut notasinya untuk memudahkan menentukan tajuk yang tercantum
dalam indeks yang tersebar dalam bagan maupun pada tabel-tabel pembantu, langkahlangkahnya:
 Tentukan subyek bahan pustaka yang hendak diproses melalui analisis subyek.
 Carilah subyek itu, berikut aspek-aspeknya dalam indeks.
 Bila aspek yang dianggap tepat ditemukan, periksa bagan lengkap untuk melihat dan
menguji kebenarannya.
 Teliti tajuk untuk nomor itu, yang memungkinkan ada keterangan dalam bagan.
b. Melalui bagan
Bagan atau schedule adalah serangkaian bilangan (nomor kelas) yang disusun
menurut prinsip-prinsip DDC dan memuat semua subyek ilmu pengetahuan secara
universal. Secara umum Melvin Dewey membagi ilmu pengetahuan dalam 10 kelas utama.
Setiap kelas utama dibagi secara desimal menjadi 10 sub divisi yang disebut seksi. Begitu
seterusnya. Pemilihan notasi langsung pada bagan ini langkah-langkahnya:
 Tentukan subyek bahan pustaka melalui proses analisis.
 Tentukan disiplin ilmunya untuk memudahkan penelusuran selanjutnya.
 Golongkan subyek tersebut pada kelas utama.
 Periksalah seksi dan subseksinya sampai diperoleh notasi yang tepat.
E. PENUTUP
Mengklasifikasi bahan pustaka dengan menggunakan Skema klasifikasi
Persepuluhan Dewey (DDC), perlu pemahaman komponen-komponen yang ada pada
sistem ini. Jika dapat melakukan analisis subyek dengan tepat sesuai dengan yang
dimaksudkan oleh penulis suatu bahan pustaka, dan dapat mengikuti petunjuk yang ada
Pustakawan Perpustakaan UM, October 09 Page: 13
pada bagan klasifikasi diharapkan dapat memperoleh subyek yang tepat dan dapat
mendapatkan notasi yang tepat. Sehingga penempatan bahan pustaka di rak jajaran pada
posisi yang benar dan proses penelusuran atau pencarian informasi mudah dilakukan
dengan cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.Jakarta: Gramedia
Widasarana Indonesia.
Dewey, Melvil. 2003. Decimal Classification and Relatif Index, 22th ed.Vol.1-Vol.4.
Dublin, Ohio : OCLC Online Computer Library Center, Inc.
Hamakonda, Towa dan J.N.B. Tairas. 2002. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey.
Jakarta: BPK Gunung Mulya,
Juhaeri. 2002. Klasifikasi. Surabaya: Badan Perpustakaan. Makalah disampikan dalam
Pendidikan dan Pelatihan Penyetaraan Perpustakaan.
Miswan. 2003. Klasifikasi dan Katalogisasi: Sebuah Pengantar. Makalah disampaikan
pada “Workshop Perpustakaan dan Kearsipan” di STAIN Purwokerto pada
tanggal 17 Juli 2003.
Perpustakaan Nasional RI. [S. a.]. Klasifikasi dan Tajuk Subyek Modul 3: Klasifikasi
bahan pustaka. http://pusdiklat.pnri.go.id/elearning/klasifikasi/frameset03.html.
Download 12 Mei 2006
Perpustakaan Nasional RI. 1994. Terjemahan Ringkasan Klasifikasi Desimal Dewey dan
Indeks Relatif: Disesuaikan dengan DDC 20. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Somadikarta, Lili K. 1991. Dasar-dasar Analisis Subyek untuk Pengindeksan Subyek
Dokumen. Jakarta: JIP-FSUI. (Merupakan saduran dari buku An introduction to
subject indexing: a programmed text/ by A.G. Brown. London, 1976. Vol. 1,
section 1 & 2)
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sumantri, M.T. 2004. Panduan Penyelengaaan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yusup, Pawit M. 2002. Pengantar Klasifikasi Dasar dengan pendekatan teoritis praktis.
Jatinangor: PSIP-FIK Universitas Padjadjaran.
Yusup, Pawit M. dan Yaya Suhendar. 2002. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Media Prenada Media Group.
Zen, Zulfikar. 1989. Buku Kerja Dewey Decimal Classification. Jakarta: JIP-FSUI

PERPUS 2(LANGKAH2 PERSIAPAN)

KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan
Sekolah Berbasis Teknologi Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium
Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses Pembelajaran
Oktober 2010
Oleh: Listariono
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
UPT PERPUSTAKAAN
2010
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
1
KLASISIFIKASI BAHAN PUSTAKA
Oleh: Listariono
A. Pendahuluan

Salah satu ciri pendidikan yang berkualitas adalah tersedianya fasiiltas
penunjang belajar yang memadai. Fasilitas belajar yang utama adalah perpustakaan
sekolah dengan koleksi yang lengkap, laboratorium sekolah yang memenuhi syarat,
computer dan kondisi fisik yang secara lansung dapat mempengaruhi kenyaman
belajar.
Dari beberapa fasilitas utama belajar di atas, keberadaan perpustakaan sekolah
merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan.
Karena perpustakaan sekolah merupakan salah satu bagian penting dari sekolah
secara keseluruhannya, baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun
sekolah tingkat atas dan sejenisnya perpustakaan menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari program sekolah, karena dari belajar di perpustakaan sekolah siswa
dapat belajar mandiri dan mengembangkan ilmt pengetahuan. Disamping itu
perpustakaan sekolah memiliki arti yang penting bagi siswa karena sebagai sumber
ilmu dan alternatip rujukan
Mengingat kehadiran perpustakaan sekolah untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar di sekolah penting, maka perpustakaan memiliki tugas mengelola
perpustakaan dengan cara menghimpun, mengolah dan menyajikan sumber informasi
yang dimiliki perpustakaan. Sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan
sekolah itu beraneka ragam bentuknya, misalnya: buku, Cd, film, majalah, surat kabar
dan sebagainya.
Untuk memudahkan bagi pemakai perpustakaan, sumber informasi yang ada
harus dibuatkan alat bantu penelusuran. Alat bantu yang dimaksud terbut adalah
daftar koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan yang lazim disebut catalog
perpustakaan. Selanjunya sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan disajikan
dalam rak buku, lemari atau tempat lain yang sesuai bentuknyadengan cara menyusun
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
2
sumber informasi tersebut di jajaran rak, dalam penyusunan koleksi ini bisa
menggunakan sistem klasifikasi tertentu.
kegiatan dengan pengolahan sumber informasi adalah pekerjaan klasifikasi
bahan pustaka.
B. PENGERTIAN TUJUANDAN FUNGSI KLSDIFIKASI PERPUSTAKAAN
Klasifikasi berasal dari kata kelas. Selanjutnya klasifikasi diartikan dengan
mengelompokkan suatu benda atau obyek tertentu berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
oleh benda tersebut
Sedangkan yang dimaksud dengan klasifikasi bahan pustaka adalah kegiatan
yang dilakukan oleh petugas perpustakaan dalam rangka mengelompokkan bahan
pustaka yang memiliki kesamaan topik atau isi dari bahan pustaka tersebut.
Untuk pengelompokkan koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu, pengelompokkan koleksi perpustakaan berdasarkan ciri-ciri khusus,
misalnya, ukuran dan data fisik lainnya, sistem ini dinamakan klasifikasi artificial dan
pengelompokam koleksi berdasarkan subyeknya yang selanjutnya dinamakan dengan
system klasifikasi fundamental
Pada umumnya pengelompokan koleksi bahan pustaka banyak dilakukan
dengan menggunakan sitem fundamental. Karena dengan sistem ini akan lebih mudah
pengaturannya dan mudah untuk mencarinya.
Contoh berdasarkan subyek, matematika, biologi, sejarah dan sebagainya.
Dari pengertian klasifikasi tersebut berarti klasifikasi bahan pustaka memiliki
tujuan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan kelihatan mudah diatur,
mudah ditemukan dan juga mudah ditata kembali.
Selain itu klasifikasi juga berguna sebagai alat bantu bagi petugas
perpustakaan dalam menyusun bahan pustaka di jajaran rak dengan berurutan
berdsarkan pada setiap buku yang salah satu unsurnya adalah notasi klasifikasi.
Kegunaan yang lain klasifikasi bahan pustaka sebagai catalog ceklist, katalog
ini disusun berdasarkan golongan atau menurut kelas bahan pustaka. Katalog ini
sebagai alat kontrol bagi petugas pengkatalog sewaktu menentukan klasifikasi bahan
pustaka.
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
3

C. KLASIFIKASI PERSEPULUHAN DEWEY/DEWEY CLASSIFICATION
(DDC)
Dewey seorang ilmuwan kebangsaan Amerika menyususun dan
mengelompokkan bidang pengetahuan manusia yang ada menjadi 10 kelas utama dan
masing-masing kelas utama dapat dibagi lagi menjadi 10 devisi. Selanjutnya divisi
masih dapat lagi menjadi 10 seksi, seksi ini juga masih dapat dibagi lagi menjadi
subseksi.
Untuk itu berikut ini diberikan contoh kelas utama, divisi, seksi dan subseksi
Kelas Utama
000 Karya Umum
100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu Sosial
400 Bahasa
500 Ilmu Pengetahuan Murni
600 Ilmu Pengetahuan terapan/teknologi
700 Seni, olahraga
800 Sastra
900 Sejarah, Geografi
Divisi
300 Ilmu Pengetahuan Sosial
310 Koleksi Statitik Umum
320 Ilmu Politik
330 Ekonomi
340 Hukum
350 Administrasi Publik dan Kemiliteran
360 Masalah Kesejahteraan Sosial
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
4
370 Pendidikan
380 Perdagangan, komunikasi dan transportasi
390 Adat istiadat, folklore, etiket
Subdivisi
370 Pendidikan
371 Sekolah; pendidikan khusus
372 Pendidikan dasar
373 Pendidikan menengah
374 Pendidikan dewasa
375 Kurikulum
376 -
377 -
378 Pendidikan tinggi
379 Isu kebijakan public dalam bidang pendidikan
Seksi
320.1 Negara
320.3 Pemerintahan Perbandingan
320.4 Struktur dan funsi pemerintahan
320.5 Idelogi politik
320.6 Formulasi kebijakan
320.8 Pemerintahan daerah
320.9 Situasi dan kondisi politik
Sub Seksi
320.11 Teori asal usul Negara
320.12 Wilayah
1. Unsur-unsur Pokok DDC
a. Sistematika
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
5
Sistematika pembagian ilmu pengetuan yang dituangkan ke dalam suatu
bagan yang loengkap dan dilandaskan pada beberapas prinsip dasar tertentu
Dalam bagan DDC ini memuat pembagian ilmu pengetahuan yang sifatnya
umum kemudian kebagian yang khusus.
b. Notasi
Notasi merupakan serangkain symbol berupa angka, yang mewakili dari
subyek yang terdapat pada bagan DDC yang selanjutnya angka-angka tersebut
ninamakan nomor kelas.
c. Indeks Relatif
Indeks relative merupakan bagian dari klasifikasi persepuluhan Dewey yang
memuat tajuk beserta aspek-aspeknya dan disusun secara alfabetis serta dilengkapi
dengan petunjuk nomor kelas.Untuk menentukan nomor klasifikasi juga harus
mengecek lebih dahulu pada bagan klasifikasi
Indeks DDC ini disebut indeks relative, karena relative indeks subjek yang
disusun secara alfabetis dan disertai dengan notasi indek tidak menunjukkan langsung
kepada urutan nomor kelas.
Contoh Indeks Relatif:
Arsitektur 720
Abad pertengahan 723
Dekorasi 729
Gambar 720.28
Konstruksi 721.3
Seni lukis 758.7
d. Tabel Pembantu
Selain memuat bagan dan indeks relative klasifikasi persepuluhan Dewey
dilengkapi juga dengan table-tabel pembantu terdi atas:
1. Tabel Subdivisi Standar
2. Tabel Wilayah
3. Tabel Subdivisi Kesusasteraan
4. Tabel Subdivisi Bahasa
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
6
5. Tabel Subdivisi Ras, Etnik dan Kebangsaan
6. Tabel ras, etnik dan kebangsaan
7. Tabel Kelompok Orang
1. Tabel Subdivisi Standar:
Subdivisi standar tidak bisa digunakan sendiri. Penggunaan subdivisi standar
harus mengkuti nomor klasifikasi. Adapun susunan tabel subdivisi standar
sebagai berikut:
- 01 Filsafat dan teori
- 02 Bunga Rampai
- 03 Kamus, ensiklopedi, konkordon
- 04 Umum, khusus
- 05 Publikasi resial
- 06 Organisasi dan manajemen
- 07 Studi dan Pengajaran
- 08 Kumpulan koleksi
- 09 Sejarah dan geografi
Contoh: - Sejarah Pendidikan 370.9
o Notasi untuk Pendidikan 370.
o Sejarah dalam Subdivisi Standar - 09
- Kamus Bahasa Indonesia 499.2213
o Notasi Bahasa Indonesia 499.221
o Kamus dalam Subdivisi Standar - 03
2. Tabel Wilayah
- 1 Wilayah, daerah, tempat pada umumnya
- 2 Manusia (tanpa disebutkan wilayahnya)
- 3 Dunia purba
- 4 Eropa
- 5 Asia
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
7
- 6 Afrika
- 7 Amerika Utara
- 8 Amerika Selatan
- 9 Bagian lain
Asia
51 Cina
52 Jepang
53 Arab
54 Asia Selatan (India, Pakistan, Banglades, Sri Langka, Nepal dll.
55 Iran (Persia)
56 Timur Tengah (Turki, Irak, Siria, Libanon, Palestina, Israel, Jordania)
57 Siberia
58 Asia Tengah (Afganistan, Turkestan)
59 Asia Tenggara
Asia Tenggara
591 Burma
592 -
593 Thailand (Siam)
594 Laos
595 Malaysia
596 Kamboja (Republik Khmer, Kampuchea)
597 Vietnam
598 Indonesia
Indonesia
5981 Sumatra
5982 Jawa dan Madura
5983 Jakarta
5984 Kalimantan
5985 Bali, Nusa Tenggara
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
8
5986 Sulawesi
5987 Maluku
5988 Irian Jaya
Contoh:
- Situasi Politik di Indonesia
• Politik 320
• Subdivisi Standar – 09
• Wilayah Indonesia 598
- Cara Penulisannya menjadi 320.9598
Kondisi Ekonomi di Burma
• Ekonomi 330
• Subdivisi Standar – 09
Cara penulisan 330.9591
3. Tabel Subdivisi Kesusasteraan
- 1 Puisi
- 2 Drama (drama baca, drama ditulis dalam bentuk puisi
- 3 Fiksi (novel, novelette, cerita pendek
- 4 Esei (teks, kumpulan, diskusi, karya sastra)
- 5 Tuturan (speech), wacana. Pidato (teks, kumpulan, diskusi, karya sastra)
- 6 Surat (teks, kumpulan, diskusi, karya sastra)
- 7 Satire, humor, parody
- 8 Tulisan aneka warna
Contoh:
Sastra Belanda
- Sastra Indonesia 899.221
• Fiksi -3
• Sastra Indonesia 899.2213
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
9
4. Subdivisi Bahasa
Notasi berikut ini tidak digunakan secara tersendiri yang artinya tidak dapat
berdiri sendiri, melainkan harus digunakan sebagai subdivisi pada sebuah bahasa
bersama dengan angka dasar (Base Number) untuk masing-masing bahasa
Contoh :
Tata Bahasa Jawa angka dasarnya 499.222. Posisi titik harus dapat ditambahkan pada
table 4 dan akan menghasilkan notasi 499.2225
D. PENGGUNAAN KLASIFIKASI PERSEPULUHAN DEWEY
1. Langkah-langkah Persiapan
Untuk menggunakan klasifikasi klasifikasi persepuluhan Dewey (DDC) bagi
bagian klasifikasi diperlukan ketekunan dan ketelitian sebelum mengklasir buku.
Adapun langkah yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
- minimal seorang pengklasir harus mengenal kelas utama DDC, mulai dari kelas 0
sampai dengan kelas 9, selanjutnya pelajari ringkasan ke dua dan ke tiga pada
bagan DDC.
- pelajari dari struktur dari masing-masing kelas, dengan mempelajari ini lama-lama
pengklasir buku akan terbiasa.
- periksalah pada table-tabel pembantu dan pelajari cara penggunaannya.
2. Mengenal Indeks Relatif
Yang dimaksud mengenal indeks relative disini adalah, setiap pengkatalog
harus mengetahu isi dan susunan dari indeks relative. Selanjutnya mencari
hubungannya dengan bagan yang berisikan subyek-subyek bahan pustaka yang
dituangkan dalam bentuk notasi.
Dengan mengenal kandungan atau isi serta mengetahui susunan dari subyek
yang ada di indek relative petugas perpustakaan bagian pengolahan akan terbantu
cara penggunaannya.
3. Cara Menentukan Subyek Bahan Pustaka
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
10
Seperti disebutkan di atas, bahwa prinsip dari klasifikasi persepuluhan Dewey
adalah mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan pokok bahasan atau subyeknya
Petugas Perpustakaan dapat menentukan subyek bahan pustaka dengan cara:
menentukan terlebih dahulu disiplin ilmu dan cabang-cabang ilmunya dari dalam
dokumen bahan pustaka. Kemudian tentukan fenomenanya atau pokok kajiannya,
Untuk menentukan subyek, terlebih dahulu harus memahami isi buku dan
informasinya dapat diperoleh dari:
- halaman judul
- kata pengantar
- daftar isi
- pendahuluan
- dibaca tiap-tiap bab
- kesimpulan
Apabila di dalam suatu buku terdapat dua subjek atau lebih, terlebih dahulu
yang diklasifikasi adalah subyek yang paling utama dibahas. Begitu juga bila dalam
buku tidak terdapat subyek yang utama, koleksi tersebut diklasifikasi yang paling
bermanfaat bagi pengguna perpustakaan.
Makalah Disampaikan Dalam Rangka Penguatan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Teknologi
Informasi di Lingkungan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Untuk Menunjang Proses
Pembelajaran Oktober 2010
11
DAFTAR PUSTAKA
Asrukhin, Mochammad. 2006. Klasifikasi Baahan Pustaka. Makalah
disampaikan pada Orientasi Pengelola Perpustakaan Bagi Santri
Pondok Pesantren se Jawa Timur diselenggarakan oleh departemen
Agama Kasntor Wilayah Propinsi Jawa Timur tanggal 20 s.d. 21.
Malang: Universitas Negeri Malang UPT Perpustakaan
Hamakonda, Towa P. dan J.N.B. Tarias. 2002. Pengantar Klasifikasi
Persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung Mulia
Eryono, Muh. Kaliani. 1999. Pengolahan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka
Rusiana Sjahrial-Pamuntjak. 2000. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan. Jakarta: Jambatan
Sulistyo-Basuki. 2006. Dewey Decimal Classification 22 nd edition: edisi
Bahasa Indinesia. Jakarta

PERPUS 1


-->
VN:F [1.9.18_1163]
Rating: 3.9/5 (13 votes cast)
Klasifikasi Desimal Dewey (Dewey Decimal Classification (DDC), juga disebut Sistem Desimal Dewey) adalah sebuah sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey (1851–1931) pada tahun 1876, dan sejak saat itu telah banyak dimodifikasi dan dikembangkan dalam duapuluh dua kali revisi yang telah terjadi hingga tahun 2004.
Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi perpustakaan. Klasifikasi dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk karya umum dan fiksi. Kodenya ditulis atau dicetakkan ke sebuah stiker yang dilekatkan ke sisi buku atau koleksi perpustakaan tersebut. Bentuk kodenya harus lebih dari tiga digit; setelah digit ketiga akan ada sebuah tanda titik sebelum diteruskan angka berikutnya.
Contoh kode:
330.94 = ekonomi Eropa, di mana 330 adalah kode untuk ekonomi dan 94 untuk Eropa
Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas tersebut dibagi lagi kepada 10 bagian; yang lalu bisa dibagi lagi kepada 10 bagian.
Sepuluh kelas utama tersebut adalah:
Sedangkan untuk kolesi pustaka Islam menggunakan notasi 2x yang merupakan pejabaran dari notasi 297 pada notasi DDC. Berikut adalah sepuluh kelas utamanya:
2 X 0 Islam (Umum)
2 X 1 Al-Quran dan Ilmu Terkait
2 X 2 Hadis dan Ilmu Terkait
2 X 3 Aqaid dan Ilmu Kalam
2 X 4 Fiqh
2 X 5 Akhlak dan Tasawuf
2 X 6 Sosial dan Budaya
2 X 7 Filsafat da Perkembangannya
2 X 8 Aliran dan Sekte
2 X 9 Sejarah, Islam dan Modernisasi
Pengelompokan Buku Berdasarkan Klasifikasi Desimal Dewey (DDC), 3.9 out of 5 based on 13 ratings

Artikel Menarik Lainnya:

Anda sedang membaca artikel yang berjudul Pengelompokan Buku Berdasarkan Klasifikasi Desimal Dewey (DDC) dengan Kategori Artikel Perpustakaan. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopynya jika artikel ini sangat bermanfaat bagi tema-teman Anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link Pengelompokan Buku Berdasarkan Klasifikasi Desimal Dewey (DDC) sebagai sumbernya
FATKHUR RIF'AN